24 November, 2008

Perubahan yang Kita Butuhkan

Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs
Kamis, 6 November 2008
Chicago, Illinois - Amerika Serikat
Bosnian Mosque, Northbrook

Semoga Allah merahmati Imam Senad dan komunitasnya. Merupakankehormatan bagi kami berada disini dan Imam Senad dengan tanganterbuka menerima kami di masjid ini.Pertama, kita akan melaksanakan zikir, kemudian ada sohbet pendek,lalu kita akan saksikan akad nikah, insya Allah.Setelah mendapat ijin dari Imam Senad,[Zikir]A'udzu billah min asy-syaitan ir-rajimBismillahir-Rahmanir-Rahim

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلى الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان.
Kalimatan khafiifataan 'ala al-lisan thaqiilataan fil-miizaan. Duakalimat yang ringan diucapkan namun berat timbangannya di Hari Kiamat.Kalimat ini akan menghapus dosa-dosa, bahkan jika dosa tersebutsangat berat, dua kalimat ini akan menghapusnya.Rasulullah SAW menganjurkan dua kalimat ini kepada para Sahabat agardiamalkan, yaitu Subhaanallaahi wa bihamdihi Subhaanallaahil 'AzhimAstaghfirullah. Kalimat ini cukup kuat untuk menghapus dosa apapun.Kita hidup di dunia ini yang berlari sangat cepat menuju tujuanakhirnya. Manusia mengira mereka akan hidup selamanya. Namun,sebagaimana yang Allah SWT jabarkan kepada kita dalam Kitab Suci alQur'an:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Innaa 'aradhnaa amaanata 'alas samaawaati wal ardhi wal jibaali faabaina ay yahmilnahaa wa asyfaqna minha wa hamalahal insaanu innahuukaana zhaluuman jahuulaa,Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dangunung-gunung, namun semuanya enggan untuk memikul amanat itu karenamereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu olehmanusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh, (QSAl-Ahzab [33]:72)Kita telah diberikan harta ini, Allah SWT berfirman, "Kami telahmenawarkan amanat kepada langit, bumi," dan mereka menolak, "Tidak, YaRabbi! Kami tidak sanggup mengembannya. Ini sulit." Manusia menjawab,"Kami bisa mengemban amanat itu," dan Allah SWT menyebut manusiasebagai zhaluuman jahuulaa. Mengapa manusia mau memikulnya? Langitdan bumi menolak, "Tidak, kami tidak bisa mengembannya. Janganpikulkan amanat tersebut kepada kami." Karena jika langit dan bumimengembannya dan gagal, maka Allah SWT akan menghancurkan jagad rayaini. Itulah mengapa kalian melihat jagad raya disini. Itulah amanatyang manusia emban. Itulah mengapa Allah SWT menimpakan bencana atasmanusia, tapi berpengaruh terhadap planet bumi. Siapakah yang terkenadampak jika ada banjir? Kita, manusia. Karena kita berani memikulamanat tadi. Jika kalian ingin harta itu, maka jagalah agar harta itutetap bersih sebagaimana Aku memberikannya kepada kalian. Jika tidak,Aku harus membersihkan kalian. Apakah kalian membiarkan anak laki-lakiatau perempuan kalian kotor? Apakah kalian membiarkan diri kalian jugakotor? Tentu tidak, kita bergegas mandi.Jadi, mengapa kita membiarkan harta kita kotor? Kita membaca KitabSuci al Qur'an, membaca hadis-hadis suci dan meletakkan ayat-ayatdari Kitab Suci al Qur'an di rumah dan sekolah. Namun, apakah kitamengambil hikmah dari ayat-ayat tersebut?Melihat – semua orang melihat bayinya Masud dan mereka senang. Mengapakita tidak tersenyum untuk menjaga harta kita tetap bersih? Mata semuaorang selalu menengok ke orang yang tidak berdosa (seperti bayi .pen)Namun mata kita tidak menengok ke orang dewasa, karena kita penuhdosa. Itulah perbedaan utamanya.Awliyaullah mampu menyeimbangkannya. Mereka punya penglihatan itu.Mereka tidak menyukai apapun dalam jagad raya ini. Satu-satunya yangmereka inginkan adalah bagaimana agar mereka dari hari ke hari semakindekat ke Hadirat Ilahi agar sampai ke tujuan mereka. Hari ini kitamenyetir untuk sampai ke sini dan kami menghitung menit demi menitnya,berapa menit lagi kami sampai. Kami ingin sampai di tempat tujuan.Semua orang ingin sampai ditempat tujuannya. Kita mengebut untuksampai disini jam 8, agar sampai di tujuan tepat waktu. Jiwa kita jugamengebut untuk sampai tujuannya. Tubuh kita tidak menginginkan itu.Karena tubuh mengemban amanat tersebut. Jiwa kita bersih karena tidakmenginginkan amanat itu. Sedangkan tubuh bodoh dan zalim.Dunya pun mengejar tujuannya. Tidak seorangpun dapat menghentikannya.Para Imam, presiden, raja pun tidak bisa menghentikan tujuan Dunyayang sedang mencapai tujuan akhirnya agar mencapai tujuan-tujuan kita.Akhir itu semakin mendekat. Awliyaullah punya sebuah komputer -kalianperhatikan kini komputer sudah sangat sangat canggih- komputer sangatkecil dan punya semuanya. Ketika waktu sholat datang, komputermenyerukan azan. Waktu Zuhur datang, komputer menyerukan azan.Bagaimana komputer bisa tahu? Dengan mengkalkulasikan detik. Kaliantidak punya aplikasi seperti ini. Apakah Anda punya, Imam? Saya punya1 buah disaku. Selesainya di waktu sholat 'Isya. Benda itu menyerukanazan.Planet bumi ini bergerak menuju tujuannya untuk melakukan sajdah. YaRabbi, saya mendekati tujuan, saya melakukan perjalanan dengan cepatuntuk mencapai-Mu. Tidak satupun bisa menghentikannya.Awliyaullah tahu tanda-tandanya. Awliyaullah hidup dengan tanda-tandatersebut. Tanpa pertanda, Rasulullah SAW memprediksikan tanda-tandaHari Kiamat, berakhirnya jagad raya ini.Ketika Jibril menanyakan 3 buah pertanyaan kepada beliau tentangIslam, iman dan ihsan. Kemudian Jibril bertanya lebih lanjut,"Beritahukanlah kepadaku tentang hari kiamat?" dan Rasulullah SAWmenjawab, "Orang yang ditanya tidak lebih tahu daripada yangbertanya." Kemudian Jibril bertanya, "Beritahukanlah kepadakutanda-tandanya?" dan Rasulullah SAW menyebutkan tanda-tanda HariKiamat. Salah satunya: orang-orang Badui yang bertelanjang kaki, yangmiskin lagi penggembala domba berlomba-lomba dalam mendirikangedung-gedung tinggi. Mengubah gurun pasir menjadi surga, surga dunia.Awliyaullah menghitung Hari Kiamat dari waktu ke waktu. Nah, apakahyang Awliyaullah lakukan? Mereka berada di hadirat Tuhan mereka.Rasulullah SAW bersabda, "Waktu terbaik bagiku adalah ketika sedangsholat." Mengapa Syaikh? Bagi Rasulullah SAW waktu terbaiknya adalahsaat sedang sholat. Bagi Awliyaullah, kapankah waktu terbaik bagimereka? Dalam sholat mereka. Ketika kalian membaca al-Fatihah, kepadasiapa surat itu kalian tujukan? Alhamdulillah. Ya Rabbi, segala pujibagiMu. Ar-Rahman ar-Rahim, kalian sedang berbincang langsung kepadaAllah SWT dan salam, rasa hormat serta menerima bahwa Engkau-lah Tuhankami. Jadi, mengapa kita berdo'a dengan tergesa-gesa?Jika kalian bersama seorang gadis ..., (dia tersenyum). Andamengundang gadis itu hari ini untuk sekedar minum kopi atau teh,mengapa? Saya tidak memberikan contoh ini, karena memang itulah yangterjadi. Dan anda ingin bicara dengannya, kan? Anda berusahamemperpanjang atau menyingkat waktu? Anda berusaha memperpanjang waktubersama gadis itu, mengapa? Karena hasrat anda mendesak anda melakukanitu.Lalu bagaimana dengan hasrat kita untuk memperpanjang waktu saatkalian sedang sholat? Malah sebaliknya, kita mempersingkatnya, yaImam? Kita selalu tergesa-gesa. Itu sebuah contoh kecil. Itu terjadipada kita semua. Saya tidak membuat pengecualian pada kita. Kita semuaseperti itu.Kaum ulama memberikan ceramah hari ini di mimbar atau memberikanpresentasi di sekolah-sekolah atau universitas berusaha membahasapersoalan sangat penting yang sedang muncul. Mengapa para ulamaberbicara terlalu tinggi. Perhatikanlah yang dibawah kalian. Kalianmemperpanjang atau menghabiskan waktu kalian dengan seorang wanitaatau teman-teman, namun kalian memperpendek waktu kalian bersama AllahSWT ketika sedang melakukan sholat.
كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Kullu hizbin bima ladayhim farihoon - Tiap-tiap golongan merasa banggadengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)." (QS. AlMu'minuun [23]:53)Kami membuat tafsir dari ayat ini.. Mereka menerjemahkan menjadi 100makna berbeda. Namun salah satu maknanya adalah bahwa anda selalubersama pengikut setan, karena anda selalu berupaya menghabiskan waktuanda untuk selain Allah, sedangkan pada saat sholat menghadap Allah,anda mempersingkat waktunya.Apa yang Awliyaullah lakukan? Mereka memperpanjang sholat mereka,mereka memperpanjang sholat hingga sempurna. Itulah mengapa dalamsholat tarawih, Awliyaullah memanjangkan sholat agar bisa membacaKitab Suci al Qur'an dalam sholatnya. Bukan pada masa Rasulullah SAWmelafalkan Kitab Suci al Qur'an hingga khatam dan bukan pada masaRasulullah SAW membaca Kitab Suci al Qur'an hingga khatam. Namundimulai pada masa ke-Khalifah-an Sayyidina 'Umar (r.a), merekamenjadikannya 20 raka'at dan kini mereka memutuskan untuk melafalkanseluruh juz dalam Kitab Suci al Qur'an.Mengapa? Supaya mereka dapat berlama-lama di Hadirat Allah SWT. Jadi,kita harus memperpanjang sholat (tidak tergesa-gesa) agar kita bisalebih lama di Hadirat Allah SWT.Apa yang kalian punya dalam 5 Rukun Islam: syahadatu an la ilahailla-Allah wa anna Muhammadan 'abuduhu rasuluhu wa iqaamus shalaat, waita-uz zakat, wa shawmu Ramadhaan wa hajjul bayti. Perhatikan,SubhanAllah dalam sholat ada 5 Rukun.Awliyaullah tidak buta, mereka melihat. Saat kalian mengucap AllahuAkbar, … hah? Iqaamus shalaat. Kalian ada didepan Ka'bah. Saat kalianduduk tahiyat: asyhadu an la ilaha illa-Allah wa asyhadu annamuhammadan 'abduhu wa rasuluh…Jadi, ada 2 buah Rukun disana. Saat mengucap "Allahu Akbar" kaliantidak dalam kondisi makan dan minum. Jadi, kalian sedang puasa. Saatmengucap "Allahu Akbar" kalian tidak sedang bekerja. Kalianmengerjakan amal. Pada saat itu, kalian sanggup bekerja namun kalianmeluangkan waktu, kalian mengisi waktu itu dengan ibadah sholat.Jadi, saat mengucap "Allahu Akbar" kalian ada dihadapan Ka'bah. Janganpikir kalian tidak ada disana. Bagi yang tidak bodoh dibawaAwliyaullah ke Ka'bah. Namun kita tidak dapat melihatnya. Ada tabirpada diri kita. Kalian saat sholat melihat tembok atau imam. Namunsesungguhnya, kalian bukan sholat menghadap tembok, kalian sholatmenghadap Ka'bah. Apakah Allah SWT tidak punya kekuatan untukmenyingkirkan tabir untuk memperlihatkan kepada kalian bahwa ada dihadapan Ka'bah? Kita berucap, "Allahu Akbar," bahwa "Allah MahaBesar!" Apakah Dia tidak bisa menyingkirkan tabir dan memperlihatkanKa'bah kepada kalian? Kini, kalian menyalakan TV dan melihat Ka'bah.Tidak bisakah Allah SWT menyalakan TV surgawi dan membawa kalian keKa'bah? (Tentu bisa) Namun ada tabir pada kita. Bukan Allah yangmembuat tabir itu, tapi kitalah yang memberi tabir pada diri kitasendiri.Dunya ini bergerak menuju tujuannya. Tahun lalu di bulan Marettepatnya pada Maulid an-Nabi SAW pergerakan dunya dimulai. Merekamembukakannya. Mereka membukakan kepada orang-orang untuk melihat;bagi orang-orang yang tahu bahwa ada perubahan yang datang. Perubahantersebut adalah sebuah pembukaan agar sesuatu besar yang akan terjadi.Awliyaullah menunggu, menunggu dan menunggu sesuatu yang akan terjadiitu. Dari bulan Maret tahun lalu di California, banyak orang mendengaritu. Banyak pesan datang bahwa sebuah perubahan akan terjadi.Perubahan itu terjadi.Jangan pikir tidak ada Awliyaullah yang telah diberikan otoritas olehAllah SWT atas dunia ini. Mereka punya otoritas atas dunia ini. AllahSWT memberikan kekuatan itu pada Awliyaullah.Dengan perintah Mawlana, 2 minggu yang lalu saya datang ke sini dandengan perintah Mawlana minggu ini saya datang ke sini. Kedatangan inibukan karena saya ingin datang atau karena Anda mengundang saya. Duatahun yang lalu saya tidak datang. Namun ada sebuah pesan pentinguntuk disampaikan, minggu ini juga harus disampaikan.Saat Awliyaullah ingin kalian melihat, maka kalian akan melihat. SaatMawlana Syaikh ingin kalian melihat, maka kalian akan melihat. Kalianbukanlah sang Syaikh. Kalian adalah domba. Saat domba jantan inginmelihat, dia bisa membawa seluruh kawanan kembali ke rumah demikeselamatan.Dan apakah yang dimiliki oleh para pemburu? Mereka punya anjing untukmengantarkan mangsa kepada pemburu. Mangsa. Kalian mengirim anjingkemana-mana untuk menggiring mangsa untuk datang. Ada sebuah pesanpada orang itu 2 minggu yang lalu. Orang yang bertanggung jawab atasseluruh wilayah secara spiritual. Tiap wilayah diseluruh dunia adadibawah tanggung jawab seorang wali. Dan Sultan al-Awliya bertanggungjawab atas seluruh dunia. Ada sebuah pesan untuk disampaikan kepadaseorang yang bertanggung jawab atas wilayah Midwest dan ucapan selamatkepada wali yang bertanggung jawab tersebut.Jadi, Awliyaullah tidak terhijab. Saat Awliyaullah ingin mengirimsebuah pesan, mereka tinggal mengirimnya.Nah, Mawlana Syaikh ingin mengirimkan pesan tersebut. Karena inilahabad perubahan semakin mendekat. Ada sesuatu yang akan berubah diseluruh dunia, dari buruk menjadi baik. Allah SWT tidak mengubah daribaik menjadi buruk. Allah SWT mencintai para hamba-Nya - Diamenghendaki perubahan dari buruk ke baik.Itulah mengapa judul sohbet ini "Perubahan yang Kita Butuhkan". Merekatidak boleh mengubah judulnya. Awliyaullah mengubah inspirasi dihatimereka untuk berubah dan perubahan pun terjadi. Dan dengan situasibaru ini, ada sebuah perubaha besar tang akan terjadi bagi semua orangdengan merasakan kebahagiaan, semua orang bersyukur kepada Allah SWTkarena inilah persiapan untuk dunia ini mencapai tujuannya. Saat duniaini mencapai tujuannya, kita mencapai tujuan kita.Berkali-kali saya bertanya kepada Mawlana Syaikh (semoga Allah memberibeliau panjang umur) tentang kaki beliau. Karena kaki beliau bengkakdan beliau selalu menolak untuk diobati. Mengapa?Orang-orang bertanya-tanya. Kami bertanya-tanya, namun saat beliauingin kalian tahu, maka kalian akan tahu. Beliau ingin menanggung rasasakit agar para pengikut beliau tidak akan merasakan sakit di dunyaatau akhirat. Beliau memikul rasa sakit ini, agar para pengikut beliautidak merasakan sakit di dunya atau akhirat serta beliau akanmengorbankan keselamatan dan kenyamanan beliau demi kita agar bisamerasa nyaman.Awliyaullah tidak bertindak tanpa ijin. Kini adalah waktunya dimanaAllah SWT pun menguji para wali. Berapa kalikah Rasulullah SAW ditimpakesulitan sedangkan beliau adalah Penutup para Nabi? Beliau diberikankesulitan demi tubuh suci beliau. Tubuh beliau suci dan ikut pergisaat Mi'raj dan masih saja beliau diperlakukan dengan buruk olehkaumnya dalam Perang Uhud. Pasa saat itu mereka mematahkan gigibeliau. Peristiwa itu terjadi setelah Mi'raj. Seseorang yang Mi'rajdengan tubuh sucinya dan kembali lagi ke dunia ini, Allah SWT tidakpernah meninggalkan beliau sendiri: "Ya Muhammad, angkatlah kesulitandari Ummah." Untuk mengangkat kesulitan, beliau harus mengalami patahgigi. Itu sangat sakit.Allah SWT menguji Awliyaullah -jangan pikir Allah SWT tidak akanmenguji mereka. Allah SWT ingin para Awliyaullah memikul sebanyakmungkin tanggung jawab para pengikut mereka. Seperti seorang Syaikhdan wali yang kalian punyai. Kaum ulama adalah anak-anak dipintuAwliyaullah. Mereka bukanlah Awliyaullah - mereka adalah orang-orangyang belajar dan yang masih punya kesombongan, kebanggaan, hawa dannafsu. Karena mereka masih belum mau berusaha berjuang melawanperilaku ini untuk mencapai tingkat ihsan. Maka mereka tidakmemperoleh lebih dari tingkat pertama dari 2 tingkat. Awliyaullahsudah jauh dalam maqam al-ihsan untuk mengubah tingkah laku merekamenjadi lebih baik.Saya pernah berkali-kali melihat Mawlana, setelah semua orangtertidur, beliau mengambil sampah didalam rumah, dan memperlihatkankepada saya, apa yang dilakukan seorang ulama dan yang dilakukanseorang yang mengaku wakil atau deputi. Beliau mendatangi tempatsampah dan tidak bicara apa-apa kepada semua orang. Beliau mengambilsampah dan melihat sekerat roti, beliaupun mengambilnya. Beliaumelihat makanan itu disana dan mengambilnya. Menyimpannya dan kemudianpada hari berikutnya, beliau tidak makan apa-apa dimalam hari karenatidak merasa lapar. Tapi pada hari berikutnya saat orang-orang makandi meja makan beliau, beliau membawa makanan yang diambilnya daritempat sampah dan memakannya. Aku melihat itu ratusan kali. Tidak saatini, namun ketika beliau ada di Damaskus tahun 1980an. Tunjukkan padasaya kalau ada ulama yang melakukan dialog antar agama mau melakukanseperti itu. Tidak, mereka membuang-buang makanan. Maulana Syaikhtidak pernah membuang nikmat apapun dari Allah SWT.Allah SWT meninggalkan Fira'un. Allah SWT berfirman, "Aku akanmenghancurkan Fira'un demi Sayyidina Musa." Mengapa Allah SWT tidakmenghancurkan Fir'aun pada 40 tahun sebelumnya? Karena Fir'aunmempunyai kebiasaan mengumpulkan remah-remah makanan yang berjatuhandari meja. Fir'aun mengumpulkan dan memakan remah-remah tersebut.Fir'aun berkata, "Aku tidak bisa membuang remah-remah ini karenainilah nikmat dari Allah."Karena saat tujuan datang -karena kita berada dijalan menuju tujuanakhir- dan tujuan mendekat. Jadi, persiapkan diri kalian untuk tujuantersebut. Nah, saat tujuan akhir/masa hidup Fir'aun mendekat, setandatang dan berkata, "Kau sudah menyimpan makanan dan remah-remah.Kenapa? Kau kan Tuhan! Tinggalkan itu!"Berapa kali kita membuang remah-remah bekas kita makan? Di meja kitadan di lantai. Bukan hanya itu, kita mengambil makanan danmembuangnya.Saya tidak berencana membicarakan ini dan Mawlana Syaikh bersikerasuntuk mengatakan bahwa perubahan mendekat. Dan perubahan tersebutmulai pada Maulid an-Nabi SAW dibulan Maret. Sebagian orang diCalifornia mendengar dan melihat perubahan itu. Barang siapa yangmemahami, maka dipahami maksud dari perubahan tersebut.Mawlana menyebutkan nama seseorang yang sedang datang. Dan orang itusudah datang sekarang. Dan kami akan melihat perubahan apa yang akanterjadi. Ini bukanlah perubahan beliau dan bukan juga perubahan parapengikut beliau. Bukan, ada sebuah perubahan surgawi mendekat.Perubahan menjadi lebih baik. Bukan hanya bagi kaum Muslim, tapi buatsemua orang. Allah SWT tidak membedakan siapa yang Muslim dan yangtidak. Tapi perubahan bagi semua orang. Urusan akhirat lain lagi.Allah SWT memberikan sebuah perubahan yang sudah dinanti-nanti. Janganlupa membaca, "Subhaanallaahi wa bihamdihi Subhaanallaahil 'AzhimAstaghfirullah."

18 November, 2008

Korupsi dan Bencana (bagian 2)

Mawlana Syekh Hisyam Kabbani QS
Sohbet, 6 Januari 2005

ba'da dzikir Khatm Khawajagan

A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim
Bismillaahirrahmanirrahiim
Nawaytul Arba'in
Nawaytul I'tikaf
Nawaytul Khalwah
Nawaytul 'Uzlah
Nawaytur Riyadah
Nawaytus Suluuk
Lillahi ta'alaa

Athi'ullaaha wa athi'urrasuula wa ulil amri minkum [QS An-Nisa' 4: 59]

Allah SWT memerintahkan pada kita untuk mematuhi-Nya, untuk mematuhi Rasul SAW, dan untuk mematuhi pemimpin kita, atau mereka yang memiliki otoritas (wewenang).

Allah SWT tak suka diri kita berlaku bandel atau tidak patuh.

Allah SWT berfirman: Innaa Nahnu nazzalna dz-dzikraa wa innaa lahuu lahaafizhuun” [QS. Al-Hijr 15:9] “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr (Peringatan), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Kami menyimpannya)”.

Dzikir (Peringatan) itu diwahyukan hanya pada Nabi suci Muhammad SAW, tidak kepada siapa pun lainnya. Diwahyukan pada beliau melalui Malaikat Utama Sayyidina Jibril AS.

Makna umum dari Adz-Dzikir adalah Quran Suci. Itu berarti segala sesuatu yang ada dalam Quran Suci. Itu berarti segala sesuatu yang diciptakan, seluruh makhluk, karena Allah SWT berfirman: “Wa laa rathbin wa laa yaabisin illaa fii kitaabin mubiin” [QS. Al An’aam 6:59] “dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Quran Suci)”. Hidup atau tak-hidup semua ada dalam Al-Quran yang Suci.

Al-Quran Suci adalah Pengetahuan Ilahiah yang Allah SWT karuniakan dan berikan pada Nabi SAW tentang seluruh makhluk ciptaan, baik yang ada sebelum masa hidup Nabi SAW maupun yang hidup setelah masa hidup Nabi SAW. Karena itulah, Quran Suci memuat cerita-cerita tentang umat-umat terdahulu, dan juga pengetahuan-pengetahuan ilmiah masa depan. Hadis Nabi SAW adalah wahyu juga. Allah SAW telah menyebutkan dalam Quran Suci: “Wa maa yanthiqu ‘anil hawa’, in huwa illaa wahyuy yuuhaa” [QS. An-Najm 53:3-4] “dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),”.

‘Ulama Sejati (yaitu Awliyaullah – para kekasih Allah SWT) mampu untuk mengambil makna atau rahasia dari huruf-huruf, kata-kata, dan kalimat-kalimat dalam Quran Suci. Ulama biasa hanya mendapatkan ilmunya dengan belajar ke sana ke mari (untuk mengetahui apa yang sudah dibicarakan atau sudah ditulis dalam buku-buku). Nabi SAW dikaruniai Ilmu oleh Allah SWT, yang kemudian oleh Nabi SAW dibagi-bagikan pengetahuan itu pada para Sahabat beliau. Setiap orang dari sahabat beliau adalah bagai sebuah bintang, seorang pembimbing atau pemandu (bagi kemanusiaan) yang membawa Hadis-Hadis yang berbeda yang telah diberikan Nabi SAW pada masing-masing dari mereka. Dan para pewaris dari sahabat ini, yaitu Awliya’ullah pun membawa pula Ilmu tersebut.

[Seperti apa yang telah disebutkan dalam shuhba sebelumnya pada tanggal 1 Januari 2005]. Orang-orang tak berdosa turut mati bersama mereka yang berdosa. Kedua golongan ini berada dalam naungan tajali dari Nama-Nama Allah SWT. Mereka yang tak berdosa tersebut pergi (mati) bersama mereka yang berdosa. Mengapa? Ingatlah akan kisah Sayyidina Musa AS (yang diceritakan pada shuhba sebelumnya) ketika beliau bertanya tentang Keadilan Allah SWT. Allah SWT kemudian menyuruh beliau menunggu di hutan. Lalu ratusan semut merayap di kaki beliau. Ketika, satu saja dari semut itu menggigit beliau, beliau segera saja memukul seluruh kelompok semut tersebut hingga tewas.

Kita harus belajar dari kisah ini: Kematian datang tanpa pemberitahuan awal, ia datang kapan saja, di mana saja, pada kesempatan apa saja. Saat ‘ajal (kematian) menjelang, tak seorang pun mampu lari darinya. Tetapi, jika ajal belum tertulis, bahkan bila seseorang berada di tengah suatu ledakan, di tengah suatu gempa bumi, di tengah suatu samudera, ia pun tetap akan selamat. Allah SWT mengambil siapa yang Ia kehendaki. Kita tak tahu mengapa, dan kita pun tak dapat bertanya mengapa.

Allah SWT berfirman (dalam ayat yang ditulis di atas), “Kami memelihara Kitab Suci itu hingga Hari Penghakiman (Kiamat), dan (termasuk) rahasia-rahasia di dalamnya, akan ‘tersimpan’”.

’Tersimpan’ berarti untuk dituangkan pada wadah seseorang yang mampu menampungnya dan menyimpannya sampai saatnya ketika (rahasia) itu mesti muncul.

Seperti di zaman sekarang, ketika kita ingin menyimpan suatu (data) ke dalam komputer-komputer kita, kita menekan suatu tombol ‘save’ (‘simpan’). Jika kita tidak melakukannya, data kita pun akan hilang. ‘Menyimpan’ di situ berarti untuk menyimpannya sebagai bentuk frekuensi vibrasi (getaran) yang berbeda.

Teknologi yang tersedia di zaman sekarang, sudah pernah disebutkan oleh Quran Suci pada Nabi kita SAW 1400 tahun yang lalu. Tapi, kita tak mampu memahaminya. [Allah SWT berfirman] “Wa in min syai-in illaa yusabbihuu bihamdihi wa laakin laa tafqahuuna tasbiihahum” [QS Al-Isra’ 17:44], “Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.”

(Pengetahuan juga Rahasia) itu tersimpan, tapi kita tak mempunyai Teknologi untuk mengambilnya.

Allah SWT berfirman (dalam ayat yang sama, bagian awal): “Tusabbihu lahu s-samaawaatu s-sab’u wa l-ardhu wa man fiihinna” [QS Al-Isra’ 17:44] “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah SWT.”

Itu bermakna segala sesuatu memuji-Nya, tapi kalian tak mampu memahami puji-pujian mereka.

Dalam ayat lain [QS. Al-Hijr 15:9]: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikir (Peringatan), dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (Kami menyimpannya)”. Ini bermakna setiap makhluk ciptaan ter’simpan’ dalam Quran Suci. Maknanya, dalam segenap rentang frekuensi dari vibrasi (getaran) yang berbeda-beda. Sebagaimana dalam komputer: kita menyimpan segala sesuatunya (berbagai macam data, penerj.) ke dalam komputer sebagai frekuensi (dari bilangan) dari 0 dan 1.

Awliya’ullah, apa yang mereka warisi dalam kalbu mereka dari Nabi SAW adalah dalam berbagai frekuensi yang berbeda-beda. Mereka mampu untuk men”decode”-nya dengan menekan “tombol” tertentu, yaitu Asmaul Husna (Nama-nama yang indah dari Allah SWT), dan seluruh pengetahuan itu akan keluar ke suatu ‘layar’ di hadapan mereka, seperti saat ini para pembaca berita memiliki teleprompter di hadapan mereka yang bertuliskan apa-apa yang mesti mereka baca. Apa yang tertulis di teleprompter tersebut berasal dari suatu komputer.

Seluruh bilangan ini adalah dari 0 hingga 1. Bila diri kalian menjadi 0, kalian pun akan dikaruniai 1, Ilmu atau Pengetahuan itu. (Allah SWT berfirman) “Kami menurunkannya, dan menyimpannya”. Ini bermakna Kalamullah (Firman-firman Allah SWT) tak akan bisa diubah. Segala sesuatu dalam Al-Quran akan dikeluarkan pada waktunya. Awliya’ mengetahui tentang hal ini.

Karena itu, ketika mereka (Awliya’ullah) melihat bahwa [sebagaimana firman Allah SWT] “Zhaharal fasaadu fi l-barri wa l-bahri bimaa kasabat aydin naas…” [QS. Ar-Ruum 30:41] “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,” mereka pun memohon kepada Allah SWT, yastajiruuna billaah.

Segala sesuatu mensucikan dan memuji Allah SWT. Tasbih-tasbih itu bergerak demikian banyak dan cepat bagai halilintar hingga tasbih tersebut menggerakkan bumi. Demikian banyak Awliyaullah di daerah itu, dan mereka semua memuji dan memuji tanpa henti hingga puji-pujian mereka mengguncangkan segala sesuatunya.

Saat segala sesuatunya berguncang, segala sesuatu pun akan hilang musnah.

Bumi berotasi pada sumbunya. Saat ia berotasi, tercipta suatu medan magnet yang melindungi Bumi dari radiasi dari luar angkasa. (Catatan penerjemah: mungkin yang diacu di sini adalah sabuk van Allen, suatu sabuk magnetik berbentuk torus yang melindungi bumi dari radiasi kosmis).

Allah SWT berfirman dalam Quran Suci di Surah Al-Anbiya’ [Surah nomor 21]: “Wa yaquuluuna mataa hadzal wa’du in kuntum saadiqiin” [QS. 21:38, lihat pula 10:48 dan 36:48] “Mereka berkata: "Kapankah janji itu akan datang, jika kamu sekalian adalah orang-orang yang benar?"

Mereka berkata, “Kapan itu akan terjadi…?”

“Idzaa Zulzilatil Ardhu Zilzaalahaa” [QS. Az-Zalzalah 99:11]
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangannya”

(Tsunami di Asia yang baru saja terjadi) Itu hanyalah suatu permulaan. Muhyiddin Ibn ‘Arabi QS menyebutkan dalam Futuhat al-Makkiyyah, bahwa akan datang suatu masa ketika rambut seorang anak akan tumbuh dengan warna putih (uban)… karena 6 dari 7 orang akan mati.

Lihatlah sekarang, para pemimpin itu (masih sanggup) pergi ke tempat itu (ke Indonesia untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi KTT tentang Tsunami dan meninjau tempat bencana, penerj.). Apa yang akan terjadi di hadapan kita di masa depan (adalah jauh lebih besar), tak akan ada lagi pemimpin-pemimpin (yang hidup, penerj.). Setiap orang akan tewas.

Allah SWT berfirman: “Bal ta’tiihim baghtatan fa-tabhatuhum falaa yastathii’uuna raddahaa wa laa hum yunzharuun” [QS. Al-Anbiya’ 21:40] “Sebenarnya (azab) itu akan datang kepada mereka dengan sekonyong-konyong lalu membuat mereka menjadi panik, maka mereka tidak sanggup menolaknya dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.”

Apa yang baru terjadi (Tsunami di Asia) hanyalah suatu pertanda kecil. Tunggu hingga kalian melihat tanda yang besar. Enam dari tujuh orang akan pergi (akan mati, penerj.). Jadi, jika kini Bumi memiliki populasi 6 milliar manusia, hanya 800 juta yang akan tetap tinggal hidup. Apa yang akan terjadi lebih dari sekedar gempa bumi.

Ada dua macam hukuman:
1. Dari atas, dari berbagai arah (dari luar)
2. Dari dalam.

Allah SWT menyebutkan dalam QS. Al-Anbiya’ 21:44 “Bal matta’naa haa-ulaa-i wa aabaa-ahum hattaa thoola ‘alaihimu l-‘umur” “Sebenarnya Kami telah memberi mereka dan bapak-bapak mereka kenikmatan (hidup di dunia) hingga panjanglah umur mereka.”

Mereka memiliki rencana untuk masa depan mereka, hingga 5 tahun ke depan, untuk 10 tahun ke depan, 20 tahun ke depan, dst.

Lihatlah bagaimana kini orang-orang berlomba-lomba menolong korban-korban Tsunami ini. Tentu saja ini adalah hal yang penting, untuk menolong orang lain (dengan makanan, tempat perlindungan, obat, dll.). Tetapi, ingatlah pula untuk menolong orang dalam urusan akhirat mereka. Kini, mereka tidak memikirkan tentang hal ini.

[dalam lanjutan ayat tersebut] “Afalaa yarauna annaa na’til ardha nanqushuhaa min athraafihaa. Afahumu l-ghaalibuun” [QS. 21:44] “Maka apakah mereka tidak melihat bahwasanya Kami mendatangi negeri (lit. ardha = bumi, penerj.) itu, lalu Kami kurangi luasnya dari segala penjurunya/sisinya. Maka apakah mereka yang menang?”

Secara berangsur-angsur, Kami (Allah SWT) mengurangi tanah yang ada dalam kendali mereka. Artinya, mengurangi batas-batasnya. Siapa yang akan menang? Kami atau mereka? Musibah itu mendatangi mereka dari arah yang sama sekali tidak terpikir oleh orang-orang bahwa akan muncul musibah dari situ. Yaitu, musibah itu datang dari lautan. Dari batas/sisi. (Sebagaimana Allah SWT menyebutkan dalam ayat itu, “nanqushuhaa min athrafihaa”, mengurangi tanah itu dari batas/sisi-nya dari lautan, pada daerah pantai, penerj.)

Malaikat memohon perlindungan, Awliya’ memohon perlindungan, Sang Bumi pun memohon perlindungan.

Jika kalian memegang suatu tali, tali yang panjang, dan kalian menggoyangkannya pada salah satu ujungnya, maka suatu getaran atau gelombang akan tercipta. Maka, apa yang terjadi adalah ketika Malaikat hanya menyentuh, dengan mengambil puji-pujian dan tasbih (dari Awliya’), menyentuh pada satu ujung saja, dan menimbulkan suatu vibrasi pada jalur itu (jalur gempa (?), penerj.)

Kita harus memuji siang dan malam agar getaran itu (yang ditimbulkan oleh sentuhan Malaikat pada satu ujung) tidak menghancurkan seluruh dunia.

Dan ini barulah suatu tanda kecil!!

“Annaa na’til ardha nanqushuhaa min athraafihaa…”
Perlahan-lahan mengurangi… maknanya Bumi terkurangi.

[di sini Mawlana Syekh Hisham Kabbani mulai masuk pada makna ke-2 ayat tersebut, penerj.]

Yaitu, lapisan pelindung Bumi (sabuk van Allen yang disebut sebelum ini, penerj.), Allah SWT akan membaliknya ke dalam, menghancurkan Bumi… hingga 6 dari 7 orang akan mati.

Jangan katakan, “Bagaimana hal itu akan terjadi?” Bahkan jika Awliya’ memberitahukan sebelumnya pada kalian bahwa sebuah Tsunami akan terjadi (di Asia, penerj.), kalian tak akan mempercayai mereka.

Setelah Tsunami ini (Tsunami Asia) terjadi, sesuatu yang lebih besar dari Tsunami ini akan terjadi!!

Ini untuk memperingatkan orang-orang akan Akhirat. Hari Pembalasan tengah datang. Dan ia tidak akan membedakan tua atau muda. Lihatlah di TV saat ini: anak-anak kehilangan saudara-saudaranya, ayahnya, ibunya, kakek-neneknya, mereka menjadi yatim. Dan ini barulah akibat dari suatu tsunami yang kecil.

Tsunami yang lebih besar akan terjadi!!

Jangan takut! Jika tsunami yang lebih besar datang dan mengambil kalian, setidaknya kalian telah melakukan suatu kebaikan di dunia ini.

Fasad (Korupsi atau kerusakan dalam maknanya yang luas. Lihat Suhbat sebelumnya!, penerj.) harus diakhiri. Pada semua pantai-pantai yang hancur itu, berbagai macam fasad terjadi. Dan Allah SWT sama sekali tak menyukainya.

Lakukan Shalat 5 waktu kalian, lakukan zakat kalian. Lakukan Puasa Ramadan, lakukan Haji. Dan ucapkan Syahadat setiap hari. Jika lima pilar ini belum cukup, dan kalian membutuhkan perlindungan yang lebih, lakukan Ihsan, sebagaimana diajarkan oleh Nabi SAW.

Wa min Allah at-Tawfiiq, bi hurmatil habib Al-FAATIHAH

Awal dari sebuah pemahaman Baru

Sohbet Senin 6 Oktober 2008
Mawlana Syaikh Muhammad nazim Adil Al Qubrusi Al haqqani Qs
(Semoga Allah senantiasa memberikan beliau kesehatan,kekuatan serta umur yang panjang, fatiha…)

As-salamu alaikum! Salam (adalah) dari surga, kalian harus mengucapkannya sebanyak yang kalian dapat ucapkan, karena akan mendatangkan rahmat dan berkah-Nya.Jangan Khawatir!
Semoga Allah mengampuni kita!A’udhu bi-llahi mina sh-shaitani r-rajim, Bismi-llahi r-Rahmani r-Rahim. Meded, ya Sultanu-l Awliya, Meded, ya RIjalallah! Saat ini ada sebuah mesin baru;orang mana yg kalian kehendaki untuk berbicara tinggal tekan saja tombolnya,dengan cepat meraih loudspeaker.benar? apakah kalian mengerti ini atau tidak ? meski kita dapat katakan : “Oh, Destur, ya Sayyidi!” Saya menggapai hati dari Grandsheikh kita dan saya memohon: “Oh, guru kami,kami menunggu sesuatu yang merupakan karunia dan rahmat dari Allah, untuk menjadikan kita untuk lebih dekat dikehadirat Keilahiahan-Nya.Tolonglah kami!” Siapa yang melupakan ini, maka dia akan dilupakan!
Rasulullah saws bersabda : “Allahumma la takilni ila nafsi (tarfataini)!” itu sesuatu yg berarti... Hadith Nabawi Sharif, kata2 suci dari Nabi saws, datang dari surga, dan beliau (saws) bersabda - dan dalam setiap kata-katanya,dari setiap pebicaraannya dari Rasulullah saws – salawat dan salam serta rahmat-Nya senantiasa tercurahkan kepadanya – adalah bagaikan samudera. Itu artinya, satu dari artinya (dari) ‘Allahumma la takilni ila nafsi’ (adalah): jika seseorang ‘yaktafi’, (adalah cukup) bagi dirinya, artinya, tanpa berfikir, tentang memohon sebuah hubungan dengan orang2 surgawi,dia akan ditinggalkan dengan segala kelemahannya dan tanpa pertolongan. (siapa yang berkata:) “saya tahu, saya boleh bicara, saya dapat melakukan apapun” – orang itu akan ditinggalkan dan yang ada hanya dirinya sendiri. Dan kita adalah orang2 yang lemah,apa yang dapat kita lakukan ? jika (tidak ada) dukungan surgawi,kita (adalah) sangat lemah!
Dan itu adalah sebuah arti yang bagus bahwasanya kita jangan percaya kepada ego kita, karena ego berkata : “aku disini! Aku tidak suka seorangpun bersamaku! Seluruh kekuatan ada ditanganku! Itu adalah sebuah kebohongan besar! Untuk kebanggaan ego kita..ego kita tidak pernah suka untuk berkata : “tolonglah aku!tolonglah aku o makhluk2 surga! ego tidak akan pernah mengatakan itu. Dan orang itu akan menjadi ‘Mahrum’ tidak akan mencapai apapun!untuk itu kita berkata : “O guru kami,tolonglah kami! Kami berlari menujumu! Engkau mengirim kami,apa yang akan kami bicarakan
Destur!” Destur artinya : “saya memohon dengan kerendahan hati : O, sultan (pemimpin) kami,dukunglah kami!” jika tidak berfikir pada itu dan berkata : “ aku tahu,aku dapat melakukannya” kalian akan ditempatkan melalui kapasitas dan kemampuanmu, dan itu sangatlah kecil!
Meski ‘Himmatu rijal takta-u jabal (?)’! kekuatan dari seorang suci dari surga dapat melenyapkan bahkan gunung yang tertinggi gunung himalaya.tetaplah lakukan ini, untuk senantiasa memohon dukungan orang2 surgawi! Dan jika tidak semoga kekuatan ego akan lenyap dengan kekuatan surgawi!
meski, o manusia, jangan percaya kepada kemampuanmu, kapasitasmu, kekuatanmu – kamu adalah bukan apa2! Katakana : “ O tuhanku, aku bukanlah apa2! Aku bukanlah apa2 tolonglah aku! “meski Allah Yang Maha Perkasa mengutus hamba-Nya yang terpilih,dimana mereka adalah orang2 suci,dimana mereka adalah para pengikut jejak langkah seseorang dari kehadirat-Nya disurga. Jika tidak mereka ada dititik nol, (mereka) tidak dapat melakukan apapun, semut dapat melakukan sesuatu, orang itu tidak dapat melakukan apa2!
Itu adalah sebuah titik yang penting juga mereka menginagtkan kepada kita (bahwa): Jangan percaya kepada kekuatanmu! Hari ini mungkin saja kalian ada dititik kekuatan, esok bisa jadi kamu ada dibawah kaki orang2.tapi sekarang ini orang2 berusaha menunjukan mereka datang dan bicara : aku adalah ini! “seperti dokter salim: aku adalah ini! Aku akan melakukan ini,aku akan merubah ini,aku akan membawa ini…”
Bagaimana kalian mengucapkan ini? Bagaimana kalian mengucapkan ini ? kamu hanyalah satu orang. Jika orang2 berkata : “kamu adalah presiden atau kamu adalah kanselir…” Kanselir besar di jerman,yang badannya besar,siapa namanya? Helmut Kohl…seorang yang baik,seorang yang baik, tapi dia jatuh.dia adalah seseorang yang baik.saya memujinya.orang itu adalah orang yang baik,tetapi dia hanya percaya pada dirinya sendiri,pada percobaannya (?) dan dia jatuhtidak ada hubungan dengan seseorang yang datang dari surga untuk mendukungnya, dan dia habis!
Dan manusia saat ini,mereka kebanyakan orang2 yang tak patuh; mereka berfikir bahwa : “Jika kita berbicara sebuah pidato yang baik kepada orang banyak” dan orang2 akan melihat mereka : “Ohhh! Apa (yang dia) katakana!”orang2 mereka ada diposisi yang terburuk.
Dunya, Dunya, dunia kita,yg kita hidup didalamnya, akan seperti seekor kuda yg sudah tua : dari setiap sisinya akan jatuh,sebuah awal dari kejatuhan.bagaimana kau akan menndapatkan sebuah kekuatan atau ‘tadbir’, sebuah kesepakatan, untuk membangun kembali rumah ini ? orang2 itu,orang yg yg pergi dan orang2 yang datang,mereka juga tidak dapat melakukan apa2 atas hal itu; itu sangat tua dan terlihat seperti…jika kalian menyentuhnya atau menendangnya…uhhh itu akan terjatuh(rapuh).dan kalian berkata didepannya : “ akulah orangnya,yang datang untuk meremajakan,untuk membangun kembali gedung2 ini!” itu akan menimpa kepalamu!
Hadirin sekalian,mereka adalah orang2 yang lalai.Mereka yang tak percaya kepada Tuhan,mereka orang2 yang sangat lalai, tak patuh,tidak ada pemahaman.tidak ada yang mereka pelajari.dan itulah hal yang terjadi di bumi kita saat ini; satu sisi dari gedung itu, sedang jatuh…shorrr! Hadirin,mereka keheranan: “apa yang terjadi “ seperti U.S kebodohanmu…kalian bukanlah bodoh,kalian adalah keledai.itulah U.S itulah sebuah kebodohan, tapi kamu…kamu juga, kamu bukanlah orang bodoh,kamu adalah keledai…
Sebelum sepuluh hari yang lalu, mereka berkata: “USA sedang jatuh.” Apa yang terjadi ?
Karena tiba2 satu sisin gedungnyaya…furrrr! Sedang terjatuh! Apa itu ?” adalah sebuah Bank dimana 700.000 milyar…mereka mencari…mereka berlari ketimur dan barat: “bagaimana kita menghentikan ini ? jika kita tidak dapat menghentikan ini, seluruh bangunan gedung ini akan menimpa kita! Itulah apa yang kami katakana disini: satu titik, jika kalian menyentuhnya,maka itu akan jatuh! Dimana pikiranmu ? dimana ilmu pengetahuanmu ? mana kekuatanmu untuk menghentikan itu ?
Jerman,mereka lebih cerdik.juga bank pusat dimana ekonomi jerman berpijak pada bank itu,awalnya sempat bergejolak.ketika mereka melihat itu bergejolak dia berkata: “kita juga bergejolak saat ini! Kami takut jatuh! Ohhh! Apa yg kulakukan ? aku berfikir bahwa dengan milyaran euro aku akan berkuasa,tapi sekarang aku melihat dan memperhatikan bahwa kita bukanlah apa2! Milyaran euro tidak dapat mendukung kita! Ya..mereka saat ini adalah orang2 yg lalai dan tak patuh dan ini adalah masa kedua dari orang2 yg tidak patuh. (jahiliyah kedua)
Pada masa penghulu para nabi yaitu Sayyidina Muhammad saws adalah masa2 ketidak patuhan, sebagaimana Al Qur’an yang suci telah menerangkan atau memberikan tanda2nya dimana : “akan ada masa ketidak patuhan lainnya”, sekarang ini kita ada didalamnya!

Karena orang2,mereka melupakan tuhan mereka.Kesemua dari mereka,mereka hanya percaya pada kekuatan mereka,pada pikiran mereka,pada pengetahuan mereka,pada mentalitas mereka.dan ini akan menjadi sesuatu yang sangat ,sangat,sangat lemah,mereka memikulnya saat ini.seluruh dunia dan seluruh orang2 bijak didunia orang2 ahli,mereka ada didalam ‘Bahru-l Haira’, keheranan; mereka sekarang mengerti itu: “kita tidak tahu apa2!” kita tidak tahu apa2!.
Amerika mengklaim bahwa : “kami ada dititik tertinggi”, (adalah) sebuah keheranan saat ini, (berandai),bagaimana mereka dapat menyelamatkan diri mereka sendiri. Dan kedua mengikuti mereka adalah orang2 jerman. Pemerintah jerman berkata: “kamilah orang2 yang kuat, kami tidak akan pernah jatuh!” Dan itu akan menimpa mereka! Siapa yang mengklaim bahwa : “Akulah yang terkuat”, dengan segera dia akan berada pada titik yang terlemah, berada pada titik Nol!
Kamu boleh saja naik, naik, naik…satu, dua, tiga, empat, lima, sepuluh, duabelas, limapuluh, seratus, seribu, dan sejuta, semilyar, setrilyun, quatrilyun… tapi scala pencapaianmu tidak dapat kalian capai!kalian dapat mencapai titik trilyun,quatrulyun atau pentitrilyun atau sextillions... kamu dapat pergi,kamu dapat menaruh nol, tapi itu adalah skala yang tak terhitung! Selalu kamu bukanlah apa2,selalu kamu ada di titik Nol! Kalian harus tahu itu!

Allah Yang Maha Perkasa mengharap untuk mengajarkan manusia saat ini,dimana mereka(manusia),sebelum datangnya Nabi Isa as, sebelum datangnya Sayyidina Mahdi as! “Bangunlah! O manusia, bangunlah! Cobalah pahami,siapa dirimu,siapa yang menciptakanmu, dan bagaimana untuk berurusan dengan makhluk2-Nya! Bangun dan lihatlah! “ tetapi orang2 belum juga terbangun dan membuka mata mereka. Allah Yang Maha Perkasa mengharap mereka untuk bangun,tapi tetap saja manusia masih terlelap dalam tidur.
Itu adalah dua pelajaran penting! Kekuatan surgawi senantiasa berusaha untuk membangunkan manusia,karena waktu sayyidina Mahdi as dan Isa as bru saja datang! Ketika masa mereka telah tiba itu artinya adalah mas akhir dari kehidupan di planet ini;akan segera berakhir dan hari kebangkitan akan datang!
Dan Allah Yanga Maha Perkasa berharap untuk membangunkan manusia dan karena manusia tidak percaya kepada kitab suci,Allah menunjukan sesuatu pada manusia,yang dapat manusia pahami. Mereka akan mengerti! “Kallimu naas ‘ala qadaru kulihim.” Kalian harus bicara, kalian harus menyeru orang2, sejauh pemhaman mereka. Jangan beranjak ! kalian harus bicara dalam pemahaman mereka kamu harus bicara! Itulah deklarasi surgawi untuk seluruh Negara melalui bahasa surgawi : “ O Manusia lihatlah! Kami tidak berbicara sesuatu yg berasal dari surgawi untuk ditujukan kepadamu dengan bahasa surga,tetapi kami berbicara ini dengan bahasa yang dapat kamu pahami! Kamu pelajari dan tetapi tidak kamu pahami! Itu adalah tanda yang lainnya bahwa hari akhir telah didepan mata. O manusia, berfikirlah dan bangunlah!
Dan kemudian, kita datang dari apa : O guru kami, tolonglah kami! ! Destur, ya Sayyidi, Meded!” kami mengharapkan dukungan surgawi, tetapi mereka tidak mengerti tentang dukungan surgawi,selalu mereka menyangkalnya.sekarang mereka baru mulai mengerti, apa itu dukungan surgawi! Dan kita harap itu adalah sebuah awal dari sebuah pemahaman baru! Ya pak!
Semoga Allah mengampuni kita! Kita membutuhkan utnuk dapat diampuni dan ampunan datang dengan cara menjauhi segala hal yang dilarang. Jika kalian tidak meninggalkan hal2 yang dilarang, tidak akan pernah datang ampunan dari surga dan dibalik ampunan disitu akan datang Rahmat.dan kalian akan selamat pada saatnya! Semoga Allah
Mengampuni kita! Demi kemuliaan dari hamba-Nya yang termulia dikehadirat keilahiahan-Nya Sayyidina Muhammad saws, fatiha
La haula wa la quwwata... Tauba, ya Rabbi, Tauba, ya Rabbi!
Allahumma salli wa sallim ‘ala Nabiyina Muhammad alayhi salam,
salatan tadumu wa tughda ilay, mamarra layali wa tula dawam...

12 November, 2008

Konsep Nur Muhammad dalam Al Quran

oleh: DHB Wicaksono
Bismilahirrahmanirrahim Walhamdulillah Wassholatu Wassalamu `Ala Rasulillah, Wa'ala Aalihie Washohbihie Waman Walaah amma ba'du...

PENGANTAR
Beberapa kalangan dalam ummat Islam mempersoalkan konsep Nur Muhammad (Cahaya Muhammad atau Ruh Muhammad) sebagai suatu konsep yang tidak memiliki dasar dalam 'aqidah Islam. Padahal, konsep Nur Muhammad adalah suatu konsep 'aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah yang diterima dan diakui oleh ijma' (konsensus) ulama ilmu kalam dan ulama' tasawwuf (awliya' Allah) dalam kurun waktu yang panjang, sebagai suatu konsep yang memiliki sumber dalilnya dari Quran dan Hadits Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Konsep 'aqidah Nur Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam menyatakan antara lain bahwa cahaya atau ruh dari Nabi Besar Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam adalah makhluq pertama yang diciptakan sang Khaliq, Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang kemudian darinya, Ia Subhanahu wa Ta'ala menciptakan makhluq-makhluq lainnya. Pada artikel ini, insha Allah akan dijelaskan, dalil-dalil qath'i (bukti yang pasti) berupa ayat-ayat Al Quran yang menyebutkan atribut Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam sebagai Nur (cahaya) yang dikaruniakan Allah Ta'ala bagi segenap alam semesta. Akan kita dapati pula, penjelasan dari berbagai ulama ahli tafsir (mufassir) akan makna ayat-ayat tersebut.
================================
Allah Subhanahu wa Ta'ala sendirilah yang menyebut Rasulullah sall-Allahu 'alayhi wasallam sebagai Nuur (cahaya), atau sebagai "Siraajan Muniiran" (makna literal: Lampu yang Bercahaya).
Hal ini dapat kita perhatikan dari ayat-ayat berikut:
1. dalam QS. Al-Maidah 5:15قَدْ جَاءكُم مِّنَ اللّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُّبِينٌ"...Qad jaa-akum min-Allahi nuurun wa kitaabun mubiin""...Sungguh telah datang padamu dari Allah, nuur (cahaya) dan kitab yang jelas dan menjelaskan"
2. dalam QS.An-Nur 24:35مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَارَكَةٍ زَيْتُونِةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُّورٌ عَلَى نُورٍ
"...Matsalu nuurihi kamisykaatin fiihaa mishbaah, al-mishbaahu fii zujaajah; az-zujaajatu kaannahaa kaukabun durriyyun yuuqadu min syajaratin mubaarakatin zaituunatin laa syarqiyyatin wa laa gharbiyyatin yakaadu zaituhaa yudhii-u wa lau tamsashu naarun; nuurun 'alaa nuurin..."
"...Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti suatu misykat (bundel) di mana di dalamnya ada suatu lampu, lampu itu ada dalam gelas, dan gelas itu seperti bintang yang berkelip, dinyalakan dari pohon yang terberkati, suatu zaitun yang tak terdapat di timur maupun di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir sudah bercahaya sekalipun api belum menyentuhnya; cahaya di atas cahaya..."
3. dalam QS. Al-Ahzab 33: 45-46
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِداً وَمُبَشِّراً وَنَذِيراً
وَدَاعِياً إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجاً مُّنِيراً
"Yaa Ayyuhan Nabiyyu inna arsalnaaka Syahiidan wa Mubassyiran wa Nadziiran. Wa Daa-'iyan ila-Allahi bi-idznihii wa Sirajan Muniiran"
"Wahai Nabi sesungguhnya Kami telah mengutusmu sebagai seorang Saksi, Seorang Pembawa kabar gembira, dan seorang Pemberi Peringatan, dan sebagai Seorang Penyeru (Da'i) kepada Allah dengan izin-Nya, dansebagai suatu Lampu yang menebarkan Cahaya".
TAFSIR DAN INTERPRETASI AYAT
I. Mengenai ayat pertama (5:15)
- Qadi 'Iyad berkata, "Beliau (Nabi) dinamai cahaya (Nuurun) karena kejelasan perkaranya dan karena fakta bahwa Nubuwwahnya (Kenabiannya) telah dijadikan amat jelas, dan juga karena menerangi cahaya orang-orang mukmin dan 'arif billah dengan apa yang beliau bawa."
- Suyuti dalam Tafsir al-Jalalayn, Fayruzzabadi dalam Tafsir Ibn 'Abbas berjudul Tanwir al-Miqbas (hlm. 72), Shaykh al-Islam, Imam Fakhr al-Din ar-Razi, Mujaddid abad keenam, dalam Tafsir al-Kabir-nya (11:189), Qadi Baydawi dalam Tafsirnya yang berjudul Anwar al-Tanzil, al-Baghawi dalam Tafsir-nya berjudul Ma'aalim al-Tanzil (2:23), Imam al-Shirbini dalam Tafsirnya berjudul al-Siraj al-Munir (hlm. 360), pengarang Tafsir Abi Sa'ud (4:36), dan Thana'ullah Pani Patti dalam Tafsir al-Mazhari-nya (3:67) berkata: "Apa yang dimaksudkan sebagai suatu Cahaya (Nuurun) adalah: Muhammad, sallalLahu 'alayhi wasallam."
- Ibn Jarir al-Tabari dalam Tafsir Jami' al-Bayan-nya (6:92) berkata: "Telah datang padamu Cahaya (Nuurun) dari Allah: Ia maksudkan dengan Cahaya adalah: Muhammad, sallalLahu 'alayhi wasallam, dengan mana Allah telah menerangi kebenaran, membawa Islam maju dan memunahkan kesyirikan. Karena itu beliau (Nabi) adalah suatu cahaya (nuurun) bagi mereka yang telah tercerahkan oleh beliau dan oleh penjelasannya akan kebenaran."
- al-Khazin dalam Tafsir-nya (2:28) mengatakan serupa: "Telah datang padamu Cahaya (Nuurun) dari Allah bermakna: Muhammad, sallalLahu 'alayhi wasallam. Allah menyebut beliau cahaya tidak dengan alasan apa pun melainkan karena seseorang terbimbing olehnya (Muhammad SallAllahu 'alayhi wasallam) dengan cara yang sama seperti seseorang terbimbing oleh cahaya dalam kegelapan."
- Sayyid Mahmud al-Alusi dalam tafsirnya berjudul Tafsir Ruhul Ma'ani (6:97) secara serupa berkata: "Telah datang padamu suatu cahaya (Nuurun) dari Allah: adalah, suatu cahaya yang amat terang yaitu cahaya dari cahaya-cahaya dan yang terpilih dari semua Nabi, sallalLahu 'alayhi wasallam."
- Isma'il al-Haqqi dalam komentarnya atas Alusi berjudul Tafsir Ruh al-Bayan (2:370) secara serupa juga berkata: "Telah datang padamu Cahaya (Nuurun) dari Allah dan suatu Kitab yang menjelaskan segala sesuatu: dikatakan bahwa makna yang awal (yaitu NUUR) adalah Rasulullah, sallalLahu 'alayhi wasallam, dan yang berikutnya (Kitabun Mubin, penerj) adalah Quran....
Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam disebut Cahaya (Nuurun) karena yang pertama yang dibawa keluar dari kegelapan kelalaian dengan cahaya dari kekuatan-Nya, adalah cahaya (Nuur) Muhammad, sallalLahu 'alayhi wasallam, sebagaimana beliau (Nabi Sall-Allahu 'alayhi wasallam) pernah bersabda: 'Hal pertama yang Allah ciptakan adalah cahayaku."
Riwayaat ini berkenaan dengan pertanyaan Jabir ibn 'Abd Allah yang bertanya tentang apa yang diciptakan Allah pertama kali sebelum segala sesuatu lainnya.
Riwayat ini diriwayatkan oleh 'Abd al-Razzaq (wafat 211H) dalam Musannaf-nya, menurut Imam Qastallani dalam al-Mawahib al-Laduniyya (1:55) dan Zarqani dalam Syarah al-Mawahib (1:56 dari edisi Matba'a al-'amira di Kairo). Tidak ada keraguan akan Abd Razzaq sebagai rawi (periwayat Hadits). Bukhari mengambil 120 riwayat darinya, Muslim 400. Riwayat ini dinyatakan pula sahih oleh Abd al-Haqq ad-Dihlawi (wafat 1052), ahli hadits India, juga disebut oleh 'Abd al-Hayy al-Lucknawi (wafat 1304 H) ahli hadits kontemporer India. Demikian pula oleh Al-Alusi dan Bayhaqi dengan matan [redaksi susunan kata hadits, penerj.] yang berbeda, dan juga oleh beberapa ulama lain.
Sebagai suatu catatan khusus adalah suatu fakta bahwa kaum Mu'tazili [kaum yang terlalu mengandalkan ra'yu atau logika akal, penerj.] berkeras bahwa Cahaya dalam ayat 5:15 merefer hanya pada Quran dan tidak pada Nabi. Alusi berkata dalam kelanjutan kutipan di atas: "Abu 'Ali al-Jubba'i berkata bahwa cahaya/nuurun berkaitan dengan Quran karena Quran membuka dan memberikan jalan petunjuk dan keyakinan. al-Zamakhshari (dalam al-Kasysyaf 1:601) juga puas dengan penjelasan ini." Penjelasan yang lebih dalam akan dua pendapat ini dijelaskan oleh Shah 'Abd al-'Aziz al-Multani dalam al-Nabras (hlm. 28-29): "al-Kasysyaf memproklamasikan dirinya sebagai Bapak Mu'tazilaa... Abu 'Ali al-Jubba'i adalah seperti Muhammad ibn 'Abd al-Wahhab-nya kaum Mu'tazila Basra." Kesamaan antara pendapat Mu'tazila dengan Wahhabi dan "Salafi" modern ditekankan oleh Imam Kawtsari di banyak tempat di kitab Maqalat-nya, di mana beliau menunjukkan bahwa seperti halnya Mu'tazilah, penolakan kaum Wahhabi (dan juga Salafi modern, penerj.) atas karakteristik awliya' adalah kamuflase atas penolakan (karakteristik) yang sama dari diri para Nabi.
Ada suatu penjelasan yg patut dicatat di antara Ahlus Sunnah yang mendeskripsikan makna Nabi baik kepada Cahaya (Nuurun) maupun Kitab, al-Sayyid al-Alusi berkata dalam Ruh al-Ma'aani (6:97): "Saya tidak menganggapnya dibuat-buat bahwa yang dimaksud baik dengan Cahaya (Nuurun) maupun Kitabun Mubin adalah sang Nabi, konjungsi dengan cara yang sama seperti yang dikatakan al-Jubba'i (bahwa baik Cahaya maupun Kitab adalah Quran). Tidak ada keraguan bahwa dapat dikatakan semua merefer ke Nabi. Mungkin Anda akan ragu utk menerima ini dari sudut pandang 'ibara (ekspresi); tapi cobalah dari sudut pandang 'isyarah."
- Al-Qari berkata dalam Syarah al-Shifa' (1:505, Mecca ed), bahwa "Telah pula dikatakan bahwa baik Cahaya maupun Kitab merefer pada Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam, karena beliau adalah suatu cahaya yang cemerlang dan sumber dari segala cahaya, beliau adalah pula suatu kitab/buku yang mengumpulkan dan memperjelas segala rahasia." Ia juga berkata (1:114, Madina ed.): "Dan keberatan apa untuk mempredikatkan kedua kata benda itu pada Nabi, karena beliau secara hakikat adalah Cahaya yang Terang karena kesempurnaan penampilannya (tajallinya) di antara semua cahaya, dan beliau adalah suatu Kitab Nyata karena beliau mengumpulkan keseluruhan rahasia dan membuat jelas seluruh hukum, situasi, dan alternatif."
II. Mengenai ayat kedua (QS. 24:35)
- Imam Suyuti berkata dalam al-Riyad al-Aniqa: Ibn Jubayr dan Ka'b al-Akhbar berkata: "Apa yang dimaksud dengan cahaya (nuurun) kedua (dalam ayat tersebut, penerj.) adalah Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam karena beliau adalah Rasul dan Penjelas dan Penyampai dari Allah apa-apa yang memberi pencerahan dan kejelasan." Ka'b melanjutkan: "Makna dari 'Minyaknya hampir-hampir bercahaya' adalah karena kenabian Nabi akan dapat diketahui orang sekalipun beliau tidak mengatakan bahwa beliau adalah seorang Nabi, sebagaimana minyak itu juga akan mengeluarkan cahaya tanpa tersentuh api."
- Ibn Kathir mengomentari ayat ini dalam Tafsir-nya dengan mengutip suatu laporan via Ibn 'Atiyya dimana Ka'b al-Ahbar menjelaskan firman-firman Allah: "...yakadu zaytuha yudhi-u wa law lam tamsashu nar...", sebagai bermakna: "Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam sudah hampir jelas sebagai seorang Nabi bagi orang-orang, sekalipun beliau tidak mengumumkannya."
- Qadi 'Iyad berkata dalam al-Syifa' (edisi English p. 135): Niftawayh berkata berkaitan dengan kata-kata Allah: "...minyaknya hampir-hampir bercahaya sekalipun api tidak menyentuhnya..." (24:35): "Ini adalah perumpamaan yang Allah berikan berkaitan dengan Nabi-Nya. Ia berkata bahwa makna ayat ini adalah bahwa wajah ini (wajah Rasulullah SAW, pen.) telah hampir menunjukkan kenabiannya bahkan sebelum beliau menerima wahyu Quran, sebagaimana Ibn Rawaha berkata:
Bahkan jika seandainya tidak ada tanda-tanda nyata di antara kami, wajahnya telah bercerita padamu akan berita-berita."
- Di antara mereka yang berkata bahwa makna "matsalu nuurihi" -- perumpamaan Cahaya-Nya -- adalah Nabi Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam adalah: Ibn Jarir at-Tabari dalam Tafsir-nya (18:95), Qadi 'Iyad dalam al-Syifa', al-Baghawi dalam Ma'alim al-Tanzil (5:63) dalam catatan al-Khazin, dari Sa'id ibn Hubayr dan ad-Dahhak, al-Khazin dalam Tafsir-nya (5:63), Suyuti dalam ad-Durr al-Mantsur (5:49), Zarqani dalam Syarah al-Mawahib (3:171), al-Khafaji dalam Nasim ar-Riyad (1:110, 2:449).
- al-Nisaburi dalam Ghara'ib al-Quran (18:93) berkata: "Nabi adalah suatu cahaya (Nuurun) dan suatu lampu yang memancarkan cahaya."
- al-Qari dalam Syarah al-Shifa' berkata: "Makna yang paling jelas adalah untuk mengatakan bahwa yang dimaksud dengan cahaya (Nuur) adalah Muhammad sall-Allahu 'alayhi wasallam."
III. Mengenai ayat ketiga (QS. 33: 45-46)
- Qadi al-Baydawi berkata dalam Tafsir-nya: "Itu adalah matahari berdasarkan firman-Nya: "Telah Kami jadikan matahari sebagai suatu lampu"; atau, itu mungkin berarti suatu lampu".
- Ibn Kathir menyatakan dalam Tafsirnya: "Firman-Nya: '...dan suatu lampu yang bersinar', adalah: statusmu (Wahai Nabi, penj) nampak dalam kebenaran yang telah kau bawa sebagaimana matahari nampak saat terbitnya dan bercahaya, yang tak bisa disangkal siapa pun kecuali yang keras-kepala."
- Raghib al-Asfahani dalam al-Mufradat (1:147) berkata: "kata itu (lampu) digunakan untuk segala sesuatu yang mencahayai."
- al-Zarqani dalam Syarah al-Mawahib (3:171) berkata: "Beliau dinamai Lampu karena dari satu lampu muncul banyak lampu, dan cahayanya tidak berkurang."
- `Abd Allah ibn Rawaha al-Ansari cucu dari penyair Imru' al-Qays berkata tentang Nabi sall-Allahu 'alayhi wasallam:
law lam takun fihi ayatun mubina
lakana manzaruhu yunabbi'uka bi al-khabari
"Bahkan seandainya, tidak ada ayat (tanda) berkenaan dengan ia (SAW), yang nyata dan jelas
sungguh memandangnya saja sudah bercerita padamu akan khabar/berita"
Ibn Hajar meriwayatkannya dalam al-Isaba (2:299) dan berkata: "Ini adalah syair terindah dengan mana Nabi pernah dipuji." Ibn Sayyid al-Nas berkata tentang Ibn Rawaha ini dalam Minah al-Madh (hlm.. 166):
"Ia terbunuh sebagai syahid di perang Mu'ta pada 8 JumadilAwwal sebelum Fathu Makkah (Penaklukan Makkah). Di hari itu ia adalah salah satu dari komandan. Ia adalah salah seorang dari penyair yang berbuat kebaikan dan biasa menangkis segala bahaya yang menyerang Rasulullah. Adalah berkenaan dengan dia dan dua temannya Hassan (ibn Tsabit) dan Ka'b (ibn Zuhayr) yang disinggung dalam ayat "Kecuali mereka yang beriman dan berbuat kebajikan dan bedzikir pada Allah sebanyak-banyaknya." (As-Syu'ara 26:227)."
- Dan sebagai atribut dari Allah adalah Dzu al-Nur yang berarti Sang Pencipta cahaya, dan Penerang langit dan bumi dengan cahaya-cahaya-Nya, juga sebagai Penerang qalbu orang2 mukmin dengan petunjuk/hidayah. Imam Nawawi berkata Syarah Sahih Muslim, dalam komentarnya atas doa Nabi yang dimulai dengan: "Ya Allah, Engkaulah Cahaya Langit dan bumi dan milik-Mu lah segala puji..." (Kitab Salat al-Musafirin #199):
"Para ulama berkata bahwa makna "Engkau adalah cahaya langit dan bumi" adalah: Engkaulah Dzat Yang menyinari mereka (langit dan bumi) dan Pencipta cahaya mereka. Abu 'Ubayda berkata: "Maknanya adalah bahwa dengan cahaya-Mu penduduk langit dan bumi memperoleh hidayah."
al-Khattabi berkata dalam komentarnya atas nama Allah an-Nur: "Itu berarti Ia yang dengan cahaya-Nya yang buta dapat melihat, dan yang tersesat dapat terbimbing, di mana Allah adalah cahaya langit dan bumi, dan adalah mungkin bahwa makna al-Nur adalah: Dzu al-Nur, dan adalah tidak benar bahwa al-Nur adalah atribut dari Zat Allah, karena itu hanyalah atribut dari aksi (sifatu fi'li), yaitu: Ia adalah Pencipta dari cahaya." Yang lain berkata: "Makna cahaya langit dan bumi adalah: Sang Pengatur matahari dan bulan dan bintang-bintang mereka (langit dan bumi).""
Penutup
"Kebenaran adalah dari Tuhanmu, dan janganlah kau termasuk mereka yang ragu" (kutipan maknawi dari Quran).
Sumber: Tulisan Maulana Shaykh Hisham Muhammad Kabbani dan Shaykh Dr. G.F. Haddad

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

Resep Mujarab: 360 Sedekah

Jika Sakit, Anda Membutuhkan Resep Obat yang Sempurna

Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani (qs)
Hari Jum'at, 07 November 2008
Chicago, Masjid al-Haqqani, Chicago, Illinois-Amerika Serikat


A'udzu billah min asy-syaitan ir-rajim
Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Ati' Allah wa ati' ar-rasula wa uli 'l-amri minkum

Allah SWT berfirman, "Taatilah Allah, taatilah Rasulullah, dan patuhlah pada mereka yang mempunyai otoritas (pemimpin kalian)." (QS An Nisaa' [4]:59).
Kita bahagia bisa berada disini, hari ini untuk sholat Jum'at. Insya Allah, Allah SWT akan menerima amal ibadah kita. Waktu kita pendek, tapi apapun yang akan kita bicarakan, atau apapun yang akan dibicarakan atau diajarkan oleh para ulama atau orang-orang, pelajaran tersebut tidak ada habisnya. Ilmu pengetahuan tidak akan berakhir. Setiap saat Allah SWT mengirimkan inspirasi pada manusia untuk mengatakan sesuatu demi kemaslahatan umat manusia. Rasulullah SAW membawa pesan ilahiah tersebut, agar kita -tidak bisa tidak- kecuali menerima dan mendengarkan apa yang dikatakan Rasulullah SAW, dan melaksanakan sebanyak mungkin semampu kita. Kemudian kita tingkatkan volumenya.



A'udzu billah min asy-syaitan ir-rajim Bismillahir-Rahmanir-Rahim. Seperti disebut tadi, "pengetahuan tidak pernah habis." Dunia ini akan berakhir tapi ilmu pengetahuan tidak akan berakhir. Ilmu pengetahuan berlanjut hingga akhirat. Dunia ini tidak berlanjut ke akhirat. Suatu saat nanti Allah SWT akan mengubah bumi ini menjadi bumi yang lain seperti yang disebutkan dalam Kitab Suci Al Qur'an.



الْقَهَّارِ الْوَاحِدِ للّهِ وَبَرَزُواْ الأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ الأَرْضُ غَيْرَ تُبَدَّلُ يَوْمَ


Yauma tubaddalul ardhu ghairal ardhi was-samaawaatu wa barazuu lillaahil waahidil-qahhaar
Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit, dan manusia berkumpul d Padang Mahsyar menghadap Allah Yang Maha Esa, Yang Maha Perkasa; (QS. Ibrahim [14]:48)



Dunia ini akan berakhir, namun Mi'raj (naik) nya Rasulullah SAW tidak pernah berakhir. Jangan dikira Rasulullah SAW itu hanya mengalami satu kali Mi'raj saja. Kalau kita mengatakan Rasulullah SAW hanya melakukan satu kali Mi'raj, berarti kita tidak memberikan penghormatan yang layak kepada Rasulullah SAW. Ya, memang satu kali Mi'raj yang kita
ketahui. Namun sesungguhnya, setiap saat beliau dalam kondisi Mi'raj. Setiap saat beliau menerima wahyu melalui Sayyidina Jibril, beliau dalam kondisi Mi'raj. Sholat beliau adalah Mi'raj. Karena beliau terus naik ke atas. Itulah waktu yang beliau sebut sebagai, "Saat yang
terbaik bagiku adalah ketika aku berada diantara tangan-tangan Allah.". Kita semua sholat, (nah, pertanyaannya), diantara tangan-tangan siapa kita berada? Kalau kita melaksanakan sholat dengan benar tentunya kita tahu diantara tangan-tangan siapa kita berada.
Maka tentunya kita memerlukan perjuangan, kita tidak bisa mengatakan "Ah, kita kan sudah sempurna."



وَتَقْوَاهَا فُجُورَهَا فَأَلْهَمَهَا

Fa alhamahaa fujuurahaa wa taqwaahaa - maka Allah mengilhamkan kepadanya (jalan) pembeda kejahatan dan ketakwaan. (QS Asy-Syams [91]:8)

Allah...
Rasulullah SAW senantiasa dikaruniai Allah SWT, namun Rasulullah SAW senantiasa berjuang juga. Beliau seorang Rasul utusan Allah bagi seluruh umat manusia, namun beliau tetap berjuang. Kalau beliau tidak perlu berjuang, tentunya dulu beliau cukup mengatakan "berimanlah", kemudian semua orang beriman. (Tidaklah demikian). Beliau adalah contoh bagi kita bahwa kita harus berjuang untuk mendapatkan sesuatu. Seperti kehidupan dunia bisnis biasa, kalau berusaha, maka kalian akan memperoleh sesuatu yang baik. Begitu juga untuk akhirat, jika berjuang, kalian akan memperoleh akhirat yang baik. Nah, Allah SWT memberikan tingkat yang tinggi kepada Rasulullah SAW -sesuatu yang spesial bagi beliau- tidak bagi orang lain. Hanya untuk Rasulullah SAW. Allah SWT memi'rajkan Rasulullah SAW secara fisik dan jiwanya. Kalian (manusia biasa) tidak bisa mi'raj dengan badan kita. "(Namun) Allah berikan padanya (Muhammad) sesuatu yang tidak Aku berikan pada siapapun." Beliau berbeda. Beliau tidak sama dengan kita. Tidak perlulah penjelasan lebih lanjut. Tapi kita harus tahu bahwa apa diberikan Rasulullah SAW kepada kita adalah untuk mashlahat atau kepentingan kita.



Sebuah hadits Rasulullah SAW menyebutkan yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, bahwa Allah SWT menciptakan kita dari 360 mifsal, ada 360 sendi-sambungan dalam tubuh kita. Para dokter mungkin tahu ada berapa banyak sendi -mungkin mereka sudah menghitungnya- namun seperti yang dikatakan Rasulullah SAW terdapat 360 sendi dalam tubuh kita. Dan saya (MSH) juga pernah membaca buku pengobatan tradisional Cina bahwa terdapat 366 sendi atau titik untuk akupuntur (tusuk jarum). Pengobatan Cina menyebutkan terdapat 360-an atau 366 titik akupuntur dalam tubuh kita yang apabila kita tekan salah satu titik, maka titik itu akan mengirimkan pesan atau signal ke salah satu bagian tubuh untuk mengobati bagian tubuh tersebut. Rasulullah SAW melanjutkan bahwa terdapat juga 360 sendi yang harus diperbaiki setiap harinya. Mungkin kita tidak pernah mengetahuinya. Beliau bersabda, man halala wa kabara wa hamada wa sabahallah wa istighfaarallah wa imatat al-ada min at-tareeq, yang disebut sebagai sedekah, dan setiap sedekah akan menyentuh satu titik sendi dan memperbaikinya setiap hari.



Jadi, Rasulullah SAW menasehati kita, jika kalian ingin menyehatkan tubuh kalian dan membuatnya kuat, maka keluarkanlah 360 sedekah. Apa maksudnya 360 sedekah? Maksudnya adalah: lakukanlah 360 kebaikan untuk dipersembahkan kepada Allah SWT. Kalian boleh mengucapkan 360 kali istighfar, itu dinilai 360 sedekah. Itulah mengapa, beliau (SAW) mengatakan jika kalian mengucapkan Allahu Akbar, anda sedang menyentuh salah satu sendi tubuh kalian. Jika kalian mengucapkan alhamdulillah, itu juga menyentuh salah satu sendi tubuh. Saat kalian membantu orang miskin, itu juga menyentuh satu sendi, jika kalian menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalan, itu juga menyentuh satu sendi.



Pokoknya, setiap kebaikan yang kalian lakukan berarti menyentuh sendi tubuh dan menyembuhkan/menyegarkan kembali sendi tersebut. Itulah mengapa manusia mengalami sakit atau ditimpa berbagai masalah, itu semua mengingatkan kita agar kembali kepada Allah SWT. Karena kalau kalian sakit, kalian ingat Allah SWT. Saat kalian sakit kepala atau migrain, katakanlah, "Ya Allah, tolonglah aku."



Kalau ada orang bertanya pada saya, "Profesi apa yang terbaik, saya akan jawab, jadilah dokter." Mereka boleh saja menjawab, "Ah, untuk jadi dokter kan perlu banyak modal.". Tapi sebenarnya tidak terlalu banyak uang, menimbang (manfaat) anda akan bertemu begitu banyak orang sakit dan itu semua mengingatkanmu akan akhirat. (Jadi) para dokter harusnya adalah orang-orang yang terbaik dalam mengingat akhirat, karena mereka menghadapi orang sakit setiap hari.

قال رسول الله " داووا مرضاكم بالصدقة"



Nah, Rasulullah SAW telah menyebutkan hal ini sering sekali dan Rasulullah SAW juga mengatakan, "Obatilah pasienmu dengan sedekah."[1]

Orang awam memahami sedekah itu adalah mengeluarkan sumbangan/donasi.
Bukan hanya itu. Sedekah bisa dalam berbagai bentuk. Wajah yang tersenyum adalah sedekah. Mengunjungi seorang pasien adalah sedekah. Mengundang seseorang untuk mengajarkan sesuatu juga sedekah. Menyingkirkan penghalang dari jalan disebut sedekah, melawan hawa nafsu juga sedekah. Apapun yang kalian lakukan untuk Allah SWT adalah sedekah, ibarat kalian memberikan sumbangan untuk surga. Allah SWT tidak memerlukan semua itu. Sedekah adalah sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan pahala, itulah mengapa disebut sedekah.



Lihat, betapa indahnya yang disabdakan Rasulullah SAW dalam hadits berikut:

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "اتقوا النار ولو بشق تمرة، ولو بكلمةٍ طيبة".


Ittaqullah wa law bi shiqqi thamarah - Bertaqwalah kepada Allah walaupun hanya dengan sebutir kurma. Maksudnya, waspadalah dengan hukuman, murka, dan rasa malu di Hari Pembalasan nanti, (selamatkanlah dirimu) walau hanya dengan sebutir kurma, bahkan seiris kurma yang kau berikan kepada yang memerlukannya." Artinya, apapun bisa kalian berikan. Apalah artinya sebutir kurma? Tidak ada artinya. Namun Allah SWT menyukai itu. (Dengan kurma itu) Allah SWT akan memberi pahala. Selamatkanlah diri kalian dari siksa/hukuman walau hanya dengan sebutir kurma. Jadi, apapun yang kalian sedekahkan kepada seseorang, walaupun dengan sebutir kurma maka akan menyelamatkan diri kalian dari musibah atau siksa baik di dunia maupun akhirat nanti.



Berapa banyak orang yang merawat orang lain (seperti dokter), secara realitas atau bukan, bahkan jika mereka harus mengeluarkan banyak uang, tapi profesi dokter adalah yang terbaik karena kalian menjaga/merawat hamba Allah SWT. Coba, tubuh kita ini dibungkus oleh apa? Oleh kulit. Kalian tidak melihat apa-apa (dibalik kulit ini) kan? Semua orang juga begitu. Kupaslah kulit itu, kalian akan melihat berjuta-juta sel, triliunan sel yang membentuk tubuh kita. Organ-organ tubuh, seluruh organ yang dikaruniakan Allah SWT kepada kalian, semua bekerja bersama-sama. Kalian tidak bisa menemukan ada satu organpun yang fungsinya tidak sinkron/seirama dengan organ lainnya. Contoh sederhana, lihatlah mesin mobil. Kalian memeriksa bagian luar mesin yang tidak mogok. Kenapa tidak jalan? Tidak ada yang salah kalau dilihat dari luar. Montir akan membongkar dan memeriksanya - "Ah komponen itu
rusak!". Nah, Allah SWT mengkaruniakan kepada dokter-dokter itu kemampuan untuk melihat apa yang salah dalam mesin (tubuh) kita.



Nah, tubuh-tubuh kita ibarat mesin-mesin tadi. Kalau oli pelumas bercampur dengan air di dalam mesin, apa yang terjadi? Mesin itu akan rusak. Maka, dokter atau montir akan mengatakan, keluarkan air itu. Mesin itu akan jalan lagi. Kenapa mesin rusak? Karena kita tidak pernah merawatnya.

قال رسول الله " داووا مرضاكم بالصدقة


Rasulullah SAW bersabda, "Obati orang sakit dengan sedekah."[2].

Sedekah bisa berupa apapun, tidak harus berupa uang. Beliau SAW tidak mengatakan obati penyakitmu dengan cara lain (selain sedekah). Beliau mengatakan, apapun penyakitnya, Allah SWT telah menciptakan obatnya. Dan setiap jenis makanan dapat menimbulkan penyakit, kecuali beras (nasi). Kalian tidak akan sakit karena makan nasi. Rahasia apa yang terkandung pada nasi? Allah Maha Mengetahui, Rasulullah SAW mengetahuinya. Nah, tubuh kita ini harus selalu diperiksa. Ibarat mesin, kalian periksa oli pelumasnya, periksa transmisinya, periksa busi-businya. Kenapa sekarang kita tidak pernah memeriksakan tubuh kita yang
merupakan amanat?.



Dan Rasulullah SAW menunjukkan pada kita jalannya.

روى الإمام أحمد في صحيحه عن أم المؤمنين السيدة عائشة رضي الله تعالى عنها أن رسول الله قال : "إنه خلق كل إنسان من بني آدم على ستين وثلاثمائة مفصل فمن كبر الله وحمد الله وسبح الله واستغفر الله وعزل حجراً من طريق الناس أو شوكة أو عظماً عن طريق الناس وأمر بالمعروف ونهى عن منكر عدد تلك الستين والثلاثمائة سلامي فإنه يمشي يومئذ وقد زحزح عن النار"مسلم


Aisya r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, "Setiap anak Adam diciptakan memiliki tiga ratus enam puluh sendi; maka barangsiapa yang mengagungkan Allah dengan takbir, memuji Allah dengan hamdalah, menyatakan KeEsaan Allah dengan tahlil, mensucikan Allah dengan tasbih, dan memohon ampunan Allah, dan menyingkirkan batu, atau duri, atau tulang dari jalan yang dilalui orang, kemudian menganjurkan perbuatan baik serta melarang perbuatan batil, sebanyak tiga ratus enam puluh kali (360x), dijamin dia berhasil dijauhkan dari api neraka." [3]



Beliau SAW mengatakan terdapat 360 titik pada tubuh kita yang harus disentuh setiap hari dengan cara melafazkan takbir, tahlil, alhamdulillah; terdapat malaikat-malaikat yang berbeda yang datang menyentuh sendi-sendi itu, ketika kalian melaksanakan zikrullah. Dan saya (MSH] akhiri sohbet ini dengan hadits tersebut.



Suatu ketika, ketika Rasulullah SAW tengah duduk bersama para Sahabat datanglah seorang laki-laki dan berkata, "Syari'at Islam membuat kita sulit/repot." Orang zaman sekarang juga mengatakan itu, iya kan? "Berikan kami sesuatu yang mudah untuk dikerjakan." Kalian kira sederhana/mudah untuk bisa bersama Rasulullah SAW? Tentu tidak.
Tapi laki-laki tadi, orang Baduy tersebut datang ke Rasulullah SAW dengan pertanyaan tadi. Pelajaran yang baik bagi kita. Islam adalah Agama Allah SWT; Agama Surga. Dan Rasulullah SAW harus memberikan kita jalan keluar. Itulah mengapa beliau pernah bersabda "Ija'al lisanak ratban bi dhikrullah." Hadist ini tidak berarti kalian tidak perlu melaksanakan sholat.
Tidak ada kaitannya dengan kewajiban kalian (kewajiban kalian tetap harus dilaksanakan).



Namun, zikrullah (yang merupakan sedekah) tadi adalah sesuatu yang ekstra agar kita bisa mencapai "Alladziina an'am'Allahu 'alayhim min an-nabiyyiin was-siddiqiin wash-shuhada'i was-shalihiin wa hasuna ulaa'ika rafiiqa." Oleh sebab itu Rasulullah SAW bersabda, "Basahilah
selalu lidah kalian dengan zikrullah.".





-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



[1] At-Tabarani dalam Kitab al-Awsat, dan al-Mu'jam al-kabir dan dalam Kitab al-Du'a, Ibn 'Adee, Abu Nua'ym dalam Kitab karyanya yang berjudul Hilya, al-Khateeb al-Baghdadi, al-Bayhaqi dalam Sunannya, dari Ibn Mas'ud.


[2] At-Tabarani dalam Kitab al-Awsat, dan al-Mu'jam al-kabir dan dalam al-Du'a, Ibn 'Adee, Abu Nua'ym dalam Kitab karyanya yang berjudul Hilya, al-Khateeb al-Baghdadi, al-Bayhaqi dalam Sunannya, dari Ibn Mas'ud.


[3] Shahih Muslim, Buku 005, Nomor 2199.

KENALI DIRI

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

ISLAM yang telah Allah ridhakan untuk menjadi agama kita, dan disampaikan melalui utusan-Nya Nabi Muhammad SAW merupakan satu syariat yang mencakup persoalan hidup lahir dan batin. Syariat lahir disebut syariat. Syariat batin disebut hakikat. Hal itu sangat sesuai dengan struktur kejadian manusia itu sendiri yang merupakan kombinasi antara jasad lahir dan jasad batin.

Jasad lahir adalah semua anggota tubuh kita yang nampak dengan mata. Sedangkan jasad batin adalah jasad gaib yang menggerakkan seluruh anggota lahir. Jasad batin dapat merasa, mengingat, memikirkan, mengetahui, memahami segala sesuatu yang terjadi di dalam diri kita masing-masing. Allah SWT menetapkan bahwa syariat lahir untuk diamalkan oleh jasad lahir sedangkan syariat batin untuk diamalkan oleh jasad batin yaitu ruh.

Sesuai dengan keadaan lahir batin kita yang saling berkaitan erat tanpa terpisah-pisah maka begitu pula amalan lahir dan batin wajib dilaksanakan secara serentak di setiap waktu dan keadaan. Kalau kita membeda-bedakan atau menolak salah satu dari amalan itu, maka kita tidak mungkin menjadi hamba Allah yang sebenarnya sebab Islam memandang syariat itu sebagai kulit, sedangkan hakikat itu adalah intipati.

Kedua-duanya sama-sama penting dan saling memerlukan, ibarat kulit dan isi pada buah-buahan. Keduanya mesti ada untuk kesempurnaan wujud buah itu sendiri. Tanpa kulit, isi tidak selamat malah isi tidak mungkin ada kalau kulit tidak ada. Sebaliknya tanpa isi, kulit jadi tidak berarti apa-apa. Sebab buah yang dimakan adalah isinya bukan kulitnya.
Begitu juga hubungan syariat dan hakikat. Keduanya mesti diterima dan diamalkan serentak. Keduanya saling mengisi dan memerlukan. Kalau kita bersyariat saja (artinya berkulit saja tanpa isi), itu tidak membawa arti apa-apa di sisi Allah.
Sabda Rasulullah SAW:
Terjemahannya : "Allah tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi Dia memandang hati dan amalan kamu." (Riwayat : Muslim)

Sebaliknya kalau kita berhakikat saja (isi tanpa kulit), maka tidak ada jaminan keselamatan dari Allah SWT. Hakikat itu akan mudah rusak, dan kita sama sekali tidak akan memperoleh apa-apa, bahkan agama Islam yang kita anut akan rusak tanpa kita sadari.
Berkata Imam Malik Rahimahullahu Taala:
Terjemahannya : "Barangsiapa berfiqih (syariat) dan tidak bertasawuf maka ia jadi fasik. Barangsiapayang bertasawuf (hakikat) tanpa fiqih maka ia adalah kafir zindik."

Artinya kita mesti mengamalkan keduanya sekaligus, yaitu syariat dan hakikat. Kalau kita pilih salah satu, kita tidak akan selamat. Kalau kita bersyariat saja tanpa dilindungi oleh hakikat, kita akan menjadi fasik. Dan kalau kita berhakikat saja tanpa dikawal oleh syariat, maka hakikat itu akan mudah rusak sehingga kita jatuh kafir zindik (kafir tanpa sadar).
Begitulah pentingnya syariat dan hakikat. Tetapi bila kedua-duanya ada, maka hakikatlah yang lebih utama.

Seperti dalam sabda Rasulullah SAW:
Terjemahannya : Allah tidak memandang rupa dan harta kamu tetapi Dia memandang hati dan amalan kamu. (Riwayat : Muslim)

Hadis itu tidak bermaksud bahwa syariat tidak penting. Bahkan syariat juga adalah hukum-hukum fardhu yang wajib diamalkan oleh seluruh umat Islam. Hanya saja dalam keadaan keduanya (syariat dan hakikat) itu sama-sama diamalkan, Allah memberi keutamaan pada amalan hakikat. Perbandingannya seperti antara kulit dan isi buah. Kedua-duanya sama penting, tetapi manusia memberi keutamaan pada isi sebab bisa dimakan.

Begitulah peranan hakikat. Peranannya menentukan berakhlak atau tidaknya seorang manusia kepada Allah dan kepada sesama manusia. Orang yang kuat amalan batinnya atau tinggi pencapaian tasawufnya adalah orang yang hatinya selalu dekat dengan Allah. Ia senantiasa merasakan kebesaran Allah, dibandingkan dirinya yang maha lemah dan senantiasa memerlukan pertolongan Allah. Ia sangat beradab dengan Allah dan dapat mengorbankan dunia untuk Tuhannya. Ia juga mampu mengasihi semua manusia, bersedia susah untuk manusia dan akan menyelamatkan manusia dari tipuan dunia, nafsu dan syaitan.

Sebaliknya orang yang lemah dalam amalan batin adalah orang yang hatinya jauh dan terpisah dari Allah. Ia tidak takut dengan Allah, tidak malu, tidak harap, dan tidak cinta kepada Allah. Ia tidak redha dan tidak sabar, kurang beradab dengan Allah, penuh hasad dengki, sombong, bakhil, dendam dan pemarah. Ia akan menjadi seorang pencinta dunia yang bekerja keras hanya untuk dunianya. Orang seperti itu selalu dibelenggu oleh kecintaan kepada dunia hingga takut berjuang dan berjihad untuk agama Allah serta untuk kehidupan akhirat yang kekal abadi.

Orang yang tidak berhakikat, sekalipun melakukan ibadah shalat, puasa, dan banyak membaca Al Quran serta gigih berjuang adalah orang yang kurang berakhlak dengan Allah dan kurang berakhlak dengan manusia. Kurangnya amalan batin dapat menyebabkan orang-orang yang tidak berhakikat itu biasanya mati dalam dosa yang tidak sadar. Mungkin dosa karena buruk sangka dengan Allah, putus asa dengan ketentuan Allah, tidak redha dengan takdir Allah atau dosa karena merasa bahwa amalannya lah yang akan menyelamatkan dirinya dari neraka Allah.

Rasa riya', ujub atau merasa diri bersih itu pun adalah dosa batin. Dosa batin, tak seorang pun yang dapat melihatnya, bahkan diri sendiri pun tidak dapat merasakannya. Hanya orang yang mempunyai basirah (pandangan hati yang tembus) saja yang dapat mengetahuinya.
Nanti, bila Allah bukakan segala kesalahan (dosa-dosa batin itu) di akhirat, barulah manusia akan terkejut dan tersentak.

Ulama tasawuf berkata:
"Biarlah sedikit amalan beserta rasa takut pada Allah, karena itu lebih baik daripada banyak amalan tetapi tidak ada rasa takut dengan Allah. Lebih baik orang yang merasa berdosa dan bersalah dengan Allah daripada orang yang banyak amalan tetapi tidak rasa berdosa pada Allah bahkan dia merasa telah cukup dengan amalan itu."

Firman Allah:
Terjemahannya : Hari kiamat ialah hari dimana harta dan anak-anak tidak dapat memberi manfaat, kecuali mereka yang menghadap Allah membawa hati yang selamat sejahtera.(Asy Syuara: 88-89)

Hati yang selamat sejahtera ialah hati orang bertaqwa yang berisi iman, yakin, ikhlas, redha, sabar, syukur, tawakal, takut, harap dan lain-lain rasa hati dengan Allah SWT. Hati yang senantiasa merasa sehat dalam kesakitan, kaya dalam kemiskinan, ramai dalam kesendirian, lapang dalam kesempitan dan terhibur dalam kesusahan. Ia bersikap redha dengan apa saja pemberian Tuhan-Nya.

Untuk memperoleh hati yang seperti itu, kita mesti bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu untuk melakukan amalan lahir dan batin (syariat dan hakikat). Kedua-duanya akan saling mengawal untuk mengangkat kita ke taraf taqwa.

Syariat dan hakikat akan mendidik dan memimpin kita menjadi seorang insan kamil yang mampu memenuhi keinginan dan keperluan fitrah murni manusia secara suci lagi mulia. Orang seperti itulah yang Allah maksudkan sebagai golongan As Siddiqin atau golongan Al 'Arifin. Sifat mereka Allah uraikan dalam Surah Al Furqaan ayat 63-74:
Terjemahannya : "Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang (hamba-hamba yang baik) itu ialah mereka yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan mereka yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka (orang-orang yang melakukan shalat tahajjud di malam hari semata-mata karena Allah). Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, jauhkanlah azab jahannam dari kami.

Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal." Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) bakhil, dan adalah (perbelanjaan itu) pertengahan. Dan mereka juga tidak mengharap (menyembah) yang lain di samping Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (orang Islam) kecuali yang dibenarkan syarak (pembunuh, penzina, murtad) dan tidak juga berzina. Barang siapa yang melakukan yang demikian itu niscaya dia akan menerima pembalasan dosanya. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina. Kecuali mereka yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal soleh, kejahatan mereka Allah gantikan dengan kebajikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal soleh maka sesungguhnya mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Tuhan mereka tidak menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang sering berdoa, "Ya Tuhan kami anugerahkanlah kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."

Merekalah orang-orang bertaqwa yang akan memperoleh ketenangan hidup di dunia dan di akhirat. Mereka adalah tempat untuk kita mempelajari dan mencontoh kehidupan yang aman dan bahagia. Suasana seperti itu pernah terjadi, yaitu dalam kehidupan salafussoleh. Mereka telah menjalani suatu kehidupan, di mana mereka menerima dan mengamalkan sepenuhnya kehendak syariat dan hakikat. Hasilnya, mereka (para salafussoleh) menjadi orang-orang yang bahagia dan membahagiakan orang lain.

Sejarah 15 abad yang silam memberitahu kepada kita bahwa 3/4 dunia menjadi tenang, aman dan damai di bawah pemerintahan mereka. Kawan maupun lawan merasa selamat berada di dalam kekuasaan mereka. Demikianlah satu kenyataan yang membuktikan bahwa sekiranya manusia patuh menjalani syariat lahir dan batin, maka selamat dan berbahagialah mereka di dunia dan di akhirat.

Allah berfirman :
Terjemahannya : "Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal soleh di antara kamu bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dia akan menegakkan bagi mereka agama yang telah diredhai-Nya untuk mereka dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka sesudah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang fasik." (An Nur : 55) .

A'uudzubillaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillaahir rahmaanir rahiim
Allaahumma shalli 'alaa Sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa aalihi wa Shahbihi ajma'iin

KIRIMAN: Kencana Bayu Aji

10 November, 2008

Hindari perebutan Warisan dalam Keluarga, dan Tanda-tanda Kiamat

Perebutan Warisan dalam Keluarga dan Tanda-tanda KiamatMawlana Syaikh Hisyam Kabbani (qs)Hari Jum'at, 5 September 2008Fenton, Michigan-Amerika SerikatPara ayah dan ibu bertengkar … Untuk apa mereka bertengkar?Memperebutkan harta warisan. Harta warisan menjadi masalah.Awliyaullah, apakah yang mereka lakukan? Para orang tua memberikanharta waris sebelum wafat agar anak-anak mereka tidak bertengkar. Ataupara orang tua membagikan harta warisan tapi bukan kepada anak-anakmereka. Mereka memberikannya kepada orang lain.Jadi, untuk apa mereka bertengkar? Untuk memperebutkan harta warisan.Meskipun berasal dari ayah dan ibu yang sama, anak-anak itu pun mulaibertengkar. Jadi, uang kalian menjadi musuh kalian. Harta yang kaliantinggalkan menjadi kutukan (fitnah) atas kalian di dalam kubur.Karena, kalau anak-anak menerima harta waris dan menggunakannya untukkepentingan yang jahat atau untuk narkoba atau hasrat-hasrat buruklain, maka harta waris menjadi fitnah atas kalian didalam kubur. "YaRabbi, saya tidak melakukan itu!"Lalu mengapa kalian tidak memberikannya dijalan Allah SWT? Mengapakalian malah memberikan harta itu kepada mereka? "Saya tidak tahu.""Baiklah, Kami mengampunimu. Lain waktu jangan mengulangi lagi ya?!"(para hadirin tertawa). Kalian sudah ada didalam kubur. Apakah yangbisa menyelamatkan para orang tua? Jika anak-anaknya sholeh, makadapat menyelamatkan orang tua didalam kubur. Grandsyaikh -semoga Allahmerahmati jiwa beliau- pernah bercerita, di desa beliau ada orang yangpaling bengis didesanya meninggal dunia. Orang-orang menguburnya dantidak seorang pun yang berkenan mendo'akannya kecuali seorang imam.Karena yang meninggal itu seorang Muslim, maka (seharusnya) merekamendo'akannya. Mereka mendo'akan dan segera menguburkannya. Dan diareapekuburan itu selalu bersalju. Dan Grandsyaikh berkata, "Ketikamemasuki pekuburan, kalian akan melihat salju dimana-mana kecualidikuburan itu. Di kubur itu salju meleleh. Karena hebatnya api yangmenyiksanya didalam kubur. Salju pun tidak bisa tetap beku." DanGrandsyaikh berkata, "Mereka biasa mendengar suara seperti rintihanseseorang ketika dipukul—atau kalian hukum, atau kalian siksa. Apakahyang terjadi ketika kalian meninggalkan orang yang sudah kalian siksa?Dalam bahasa Arab kami menyebutnya, "aneen," dia menangis denganrintihan kesakitan. Laki-laki itu merintih karena hebatnya siksadidalam kubur. Setelah 7 tahun, kami tidak mendengar suara-suara itulagi dan salju menutupi kuburannya.Orang-orang terkejut. Apa yang terjadi? Mereka mulai mencari tahu.Mereka datang ke Grandsyaikh dan bertanya, "Tuan Syaikh kami, apa yangtelah terjadi?" Dan Grandsyaikh menjawab, "Pergi dan tanyakanlahkepada isterinya."Mereka pun menemui istri laki-laki itu dan bertanya, "Apakah yangtelah terjadi? Kami tidak mendengar rintihannya lagi? Itu artinyahukumannya telah berhenti.Wanita itu menjawab, "Kemarin aku mengirim anakku yang hari iniberusia 7 tahun - aku sedang mengandungnya ketika suamiku meninggal-ke tahfizul Qur'an, tempat penghafalan al Qur'an. Tidak seorangpun maumenerimanya karena kami tidak punya uang. Kecuali seorang imam. Imamitu berkata, "Demi Allah, aku akan mengajarinya." Dan hari ini adalahhari pertamanya disekolah dan sang imam mengajarinya, "BismillahirRahman ir Rahim, Bismillahir Rahman ir Rahim, Bismillahir Rahman irRahim."Kemudian, mereka kembali datang ke Grandsyaikh dan berkata, "Itulahapa yang isterinya katakan kepada kami." Grandsyaikh menjawab denganpenglihatan mata bathin beliau, "Allah memberikan inspirasi ke dalamhatiku untuk menjawab pertanyaan kalian yaitu, "Bagaimana pun Akuadalah Tuhannya, tidak tega Aku menghukum seseorang ketika anaknyamenyebutkan Nama-Ku." Dimana Rahmat-Ku. Aku tidak dapat menghukumseseorang saat anaknya menyebut Nama-Ku.Jadi, apa yang akan terjadi dengan harta warisan kita? Lebih baikdiberikan kepada seorang yang jauh dari kalian. Namun ini sulit.Kalian memberikan beberapa bagian dari harta waris kepada anak-anakkalian, namun pastikan kalau kalian melakukan sesuatu yang terbaikbagi kaum Muslim. Dengan cara ini, kalian tidak akan ditanyai.Segalanya kalian berikan kepada anak-anak—kalian tidak tahu apa yangakan anak-anak lakukan dengan warisan tersebut. Mungkin warisantersebut akan menjadi fitnah atas kalian. Anak-anak berlarian ke sanake sini -itulah mengapa kalian lihat kalau awliyaullah tidak menyimpanapa-apa. Awliyaullah berusaha memberikan harta mereka disana sini -danorang-orang tidak dermawan. Ketika kalian minta orang lain untukbersedekah, mereka tidak mau. Tangan mereka digerakkan sebagai tandapenolakan. Yah. Mereka menggerakkan tangan -mereka tidak mau. Tetapisaat kalian minta, anda memohon kebaikan orang itu — (tapi hakekatnya)anda tengah berbuat kebaikan kepada mereka. Bukan mereka yang berbuatbaik kepada anda. Kebaikan itu bagi mereka sendiri. Karena saatmemberi (sedekah), mereka memberi (sedekah) di jalan Allah. Merekatidak mau memberi meski kau meminta, maka paksa mereka untuk memberi(sedekah). Sebagian orang berkata, "Jangan paksa orang lain untukbersedekah." Tidak begitu, paksalah orang lain untuk bersedekah!Karena Allah SWT berfirman, "Ambillah zakat dari sebagian hartamereka." "Ambillah."خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَاوَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌعَلِيمٌAmbillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamumembersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo' alah untuk mereka.Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. [At Taubah (9) :103]Khudh, ambillah, khudh min amwaalihim sadaqa. Dengan maksud apapun.Karena mereka tidak ingin memberi (sedekah). Mereka tidak maubersedekah, tidak apa-apa. Jika mereka tidak punya -mereka berkata"Kami tidak punya," ini tidak mengapa. Pergilah membersihkan masjid.Pergilah membersihkan dapur diruang bawah sana. Tetapi tidakseorangpun yang mau membersihkan. Bersihkan tempat mengambil wudhu-tidak seorang pun yang mau membersihkan. Semua orang akan melemparkanpekerjaan itu kepada orang lain. Kalian tidak punya sesuatu untukdiberikan, jadi setidaknya kalian bisa memberi dengan membersihkan masjid.Ini sebuah masjid. Jadi, itulah permasalahannya. Yaitu, kita tidakingin memberi dan kita tidak ingin dikutuk. Baiklah, kalian tidakdikutuk apabilan Allah SWT ridho dengan kalian, yaitu saat kalianmelakukan sesuatu yang bermanfaat bagi Ummat, bermanfaat bagiorang-orang beriman, bermanfaat bagi kaum Muslim dan bahkan bagi kaumnon-Muslim. Sebuah amal adalah kemurahan hati baik bagi Muslim dannon-Muslim.Jadi, harta warisan menjadi masalah dan membuat pertengkaran antarsaudara. Sebagaimana aku katakan tadi, "Satu dari Tanda-tanda HariKiamat yang Rasulullah SAW pernah katakan adalah bahwa dalam saturumah yang sama, meja makan yang sama tempat anggota keluarga makanbersama-sama dan semua anggota keluarga saling menggunjing dibelakang. Kalian tidak setuju? Orang ini adalah komunis, orang iniadalah kapitalis. Orang itu apa? Ekstrimis? Kalau orang ini apa?Fanatik. Mereka semua saling bertengkar. Padahal mereka makan dimejayang sama, mempunyai ayah dan ibu yang sama. Dan suami bertengkardengan isteri, dan isteri bertengkar dengan suami. Katakan kepadaku,sekarang ini dirumah manakah yang tidak ada pertengkaran?_____, apakalian bertengkar? Ha? Tidak ada rumah yang penuh kedamaian— ataubenar-benar damai. Tidak ada. Pasti saja ada sesuatu, setan datanguntuk menghancurkan keluarga.Terutama dinegara-negara yang segalanya terbuka. Islam mengajarkandisiplin, aturan-aturan. Kalian harus mengikuti aturan-aturan. Kaliantidak bisa menaruh api dekat minyak—apa yang akan terjadi? Ledakan.Kalian pergi ke pantai, laki-laki berada dekat wanita. Laki-lakitelanjang, wanita juga. Jadi, apa yang akan terjadi? Dan berapa banyakkaum Muslim yang pergi ke pantai? Ha? Terlalu banyak atau terlalubanyak?Kemanakah kalian pergi? Ke pantai. Mengapa kalian pergi ke pantai?Ingin berenang. Siapa saja yang ada disana? Apakah ada pantai khususlaki-laki atau khusus perempuan? Tidak ada, yang ada pantai umumdimana laki-laki dan perempuan boleh bebas datang. Jadi… Kalianmenaruh api didepan minyak, tentu saja akan terjadi kebakaran. JadiSetan datang menaruh api dekat minyak.Apakah yang dapat kita lakukan? Kita lemah, para hamba Allah SWT yangtak berdaya. Ada 2 buah jenis hasrat, yaitu syahwatul halal dansyahwatul haram. Syahwatul halal adalah hasrat yang halal. Dan adahasrat yang haram. Manakah yang lebih kalian sukai? Yang halal atauharam?Syahwatul halal, shahwatul haram. Itu artinya, hasrat yang diijinkanuntuk diikuti tentu saja dengan cara yang halal dan hasrat yangdilarang untuk kalian lakukan karena hasrat itu haram. Jadi hasratmana yang kalian sukai? Namun kalian tidak mempraktekkan hasrat yangpertama (syahwatul halal). Kalian selalu beralih ke hasrat kedua(syahwatul haram). Setan selalu mengarahkan kalian ke hasrat yangkedua (syahwatul haram). Tidak mungkin menahan kalian di hasratpertama (syahwatul halal).Setan berkata, "Oh, isterimu? Ah, jelek! Carilah isteri yang lain. Adawanita yang lebih baik dijalan." Sebelumnya kaum laki-laki danperempuan memakai pakaian tertutup, mereka memakai pakaian-pakaianyang longgar. Sekarang ini laki-laki dan perempuan mengenakan pakaianyang sangat ketat. Jadi apakah yang Setan bisikkan kepada kalian?Kepada kaum laki-laki setan membisikkan, "Oh, lihatlah wanita itu."Dan kepada kaum wanita setan membisikkan, "Oh, lihatlah pria itu."Bukankah begitu? Bisa saja wanita itu sedang berjalan dengan suaminyaatau laki-laki itu sedang berjalan bersama isterinya! Namun matanyatidak tertuju kepada isterinya. Dimanakah mata laki-laki itu, Khan?Ditempat lain. Ha. Itulah syahwatul haram.Kalian pergi ke Inggris, ke Jalan Oxford, aku banyak melihat. Adaseorang wanita yang tertutup dari atas hingga bawah, dia mengenakanburqa. Seluruh tubuhnya benar-benar tertutup. Kalian hanya bisamelihat matanya, pakaiannya berwarna hitam dan longgar. Aku terkesima.Wanita itu mendorong kereta anak-anak. Dan suaminya berjalandibelakang wanita itu menggenakan celana pendek, tidak pakai topi, danberbaju lengan pendek. Kadang malah mengenakan t-shirt tanpa lengan.Berjalan dibelakang wanita itu. Mengapa suami diijinkan berpakaianseperti itu sedangkan istrinya tidak? Inilah syahwatul haram. Inilahapa yang kita sebut —laki-laki itu ingin memegang kendali—dia inginmemperlihatkan kejantanannya terhadap isterinya, namun tidak tidakmemperlihatkan kejantanannya terhadap dirinya sendiri. Semua orangmempunyai masalah ini. Laki-laki itu ingin memegang kendali tapikehilangan kendali atas dirinya sendiri. Jadi, disanalah setan datangdan menyerang kita, pada titik-titik ini yang merupakan titik berat.Semua orang mempunya sebuah titik berat dalam hatinya. Begitu titikberat sampai condong, segera saja orang itu jatuh. Semoga Allah SWTmelindungi kita. Karena tanpa perlindungan, kita berada dalam keadaanrugi. Tidak ada cara lain untuk menyelamatkan diri kita. Semua orangtahu apa yang dilakukannya. Terutama orang-orang Barat. Jangan tanyaberapa banyak mereka berkencan sepanjang hidupnya. Dia menunduk.Berapa kali mereka pergi ke sini dan ke sana. Bukan hanya mereka, tapisemua orang. Dan ini bukan hal yang besar. Kalian melakukan sesuatuyang normal. Kalian berkencan, itu normal. Bukankah begitu? Itunormal. Bagaimana Dr. Jamal, mereka menganggap kencan itu normal?Karena mereka beralasan, jika tidak berkencan artinya mental kalianterganggu. Kalian punya sesuatu yang salah disini (kepala), didalam.Seorang murid yang muallaf berkata: Keseimbangan, Anda harus punyapengalaman sebelum menikah.MSH: Apakah ayahmu yang mengatakan hal itu?Ya.Mawlana Syaikh Hisyam: Jadi, kau berpengalaman? Karena saat kaliansudah menikah [mereka berkata:] "Tidak ada lagi eksperimen. Kalianharus melakukan latihan sebelumnya. Setelah menikah, latihanselesai."Berapa tahunkah yang kalian butuhkan untuk latihan? Ya, akuterkejut. Aku melihat beberapa orang -kadang-kadang mereka muncul diTV- yang tidak menikah. Mereka hidup bersama dan punya 3 atau 4 anakdan mereka berkata, "Kami tidak menikah." Mengapa kalian tidakmenikah? Kalian punya 3 atau 4 anak dari ibu dan bapak yang sama. Dankarena surat kecil itu (surat nikah), kalian tidak perlu surat itu.Mereka berkata, "Kau tidak butuh sehelai surat! Katakan saja akumenikah tanpa surat." Inilah yang mereka ajarkan dan bangga denganajaran itu. Lihat bagaimana rendahnya mereka. Dan mereka bertanya,"Dimanakah Tanda-tanda Hari Kiamat?"Ketika Sayyidina Mahdi datang, yang pertama beliau akan lakukan adalahmengadili 70.000 ulama. Ulama-ulama Muslim. Karena ulama tahu apa yangsalah, mengajarkan untuk menghentikan yang salah itu tetapi tidakmenghentikannya pada diri mereka sendiri. 70.000 orang ulama! Karenaorang-orang itu akan menolak ulama. "Keberatan atas perbuatan saya?Datanglah, pukul, Yallah." Menghukum dengan sebuah pedang spiritual.Ucapkan, "Bismillahir Rahman ir Rahim."Zaman Mahdi nanti -sebagaimana diceritakan oleh Muhyiddeen Ibn Arabi-dari 7 orang, maka 1 orang akan tetap hidup dan 6 orang akan tewas.Apa artinya? 70% manusia akan tewas, 30% akan hidup. Muhyiddeen IbnArabi berkata bahwa anak-anak muda dijalan berumur 7 tahun rambutnyaakan menjadi putih karena pemandangan menyeramkan yang mereka lihat.Sayyidina Mahdi akan memerintah jin untuk mengangkat semua jasad danmenguburkannya. Hanya orang-orang beriman yang tinggal. Dan SayyidinaIsa datang. Sayyidina Isa datang setelah Sayyidina Mahdi; jika kalianmenghitungnya maka masa Sayyidina Mahdi selama satu setengah tahun.Sayyidina Mahdi akan datang selama 40 hari, namun hari pertamabagaikan 1 tahun, hari kedua bagaikan 1 bulan, hari ketiga bagaikan 1minggu dan hari-hari lainnya seperti hari-hari yang normal. Jadi,kalau kalian menghitungnya maka akan menjadi satu setengah tahun.Kemudian Sayyidina Isa datang. Allah SWT menjadikan 1 hari bagaikan 1tahun—Allah SWT mengulurnya. Bayangkan, bila satu hari tidak tidur.Pada masa beliau, manusia tidak akan merasakan lapar. Satu gigitanroti atau satu gigitan dari makanan akan cukup selama 40 hari. Kaliantidak merasakan lapar dan haus, ini berasal dari barakah makanan.Dikatakan bahwa saat Sayyidina Mahdi datang, dari kekuatan bumiSayyidina Mahdi akan memerintahkan bumi untuk mengeluarkan semuakekuatannya, semangka akan tumbuh seperti sebuah pohon, tidak lagipada akar-akar kecil seperti tumbuhan kecil yang merambat. Tumbuhanmerambat ini akan besar dan semangka akan tergantung lurus ke atasdari kekuatan yang dikeluarkan oleh bumi.Kami berharap untuk menyaksikan hari-hari tersebut, insya Allah.Bi hurmatil Habib, bi hurmatil Fatiha.

Sedekah 360 kali sehari

Bismillahirrahmaanir rahiim,
Assalamu'alaykum ww,

Berikut ini beberapa catatan dari Khotbah Jumat Mawlana Syekh Hisyam Kabbani 8 Nov 2008, di Chicago

Nabi SAW bersabda,"Semua makanan mengandung racun, kecuali nasi." Allah SWT menempatkan rahasia tertentu di dalam nasi. Nabi SAW juga bersabda bahwa semua penyakit ada penyembuhnya. Salah satu aspek penyembuhan penyakit yang penting adalah sedekah.
Ada 360 titik atau joint (persendian) di dalam tubuh kita yang harus selalu diperiksa. Tubuh kita bagaikan sebuah mobil. Dari luar mungkin kita melihat bahwa tidak ada masalah dengan mobil itu, tetapi ternyata ia tidak bisa jalan. Montir dapat melihat bagian dalamnya, dan menemukan bagian yang rusak yang harus diperbaiki agar bisa berjalan kembali. Montir itu diberikan kemampuan oleh Allah SWT melebihi orang biasa. Begitu juga dengan dokter, ia diberikan kemampuan untuk memeriksa bagian tubuh manusia bagian dalam.
Agar tubuh kita tetap sehat ke-360 titik itu harus diperiksa setiap hari, dicek, disentuh--melalui sedekah. Sedekah sangat penting. Tetapi sedekah tidak hanya dengan memberi uang donasi saja. Bila kita mengucapkan istighfar, itu juga sedekah, kita telah menyentuh salah satu titik itu. Lalu kita ucapkan "Allahu akbar!" kita menyentuh titik yang lain, kita ucapkan "Alhamdulillah, syukranlillah." itu semua adalah sedekah. Kita tersenyum, memberi makan kepada orang lain, berzikir dan seluruh perbuatan yang kita tujukan untuk kesenangan Allah, berarti itu adalah sedekah. Allah SWT tidak memerlukan semua itu, tetapi Allah SWT sangat menghargai sedekah kita.